Menggapi berbagai candaan itu, Arief Rahman, penyintas pertama Covid-19 di Kota Bekasi ini mengaku prihatin.
Seharusnya, kata Arief, masyarakat prihatin dengan adanya pandemi Covid-19 dan bisa menggunakan media sosial dengan bijak.
"Saya prihatin sekali melihat keadaan sekarang. Saya sampaikan masyarakat yang begitu menjadikan Covid jadi bahan lelucon bukan masyarakat yang cerdas. Kalau saya boleh marah, saya marah,” kata Arief saat dihubungi, Jumat (22/5/2020).
Menurut Arief, mereka yang bercanda bahkan menganggap remeh kasus Covid-19 dan tak menghargai kerja keras tenaga medis saat ini.
Baca juga: Bertambah Tiga, Ada 41 Kelurahan di Bekasi yang Masuk Zona Hijau Covid-19
Meskipun tenaga medis memang bertugas untuk melayani dan merawat masyarakat yang terkena Covid-19, seharusnya masyarakat bisa simpatik dengan pengorbanan mereka selama ini.
Pasalnya, tenaga medis berjuang untuk menyembuhkan satu per satu anggota masyarakat yang mulai berjatuhan terkena Covid-19.
"Punya rasa empati gitu, jangan malah menyepelekan. Saya bingung pemahaman masyarakat tentang kondisi saat ini, ini masyarakatnya yang gagal paham atau pesan pemerintahnya kurang tersampaikan ya," kata dia.
Menjadi pasien positif Covid-19, menurut dia, adalah satu kejadian yang sempat membuatnya terpuruk.
Ia harus melewati masa pemulihan selama satu setengah bulan untuk bisa kembali sehat.
Namun, nyatanya kondisi masyarakat saat ini malah mendekatkan diri menuju Covid-19 dan bahkan menjadikannya bahan lelucon semata.
Baca juga: Reproduction Number Penularan Covid-19 di Kota Bekasi Disebut 0,71
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.