Pasalnya, tenaga medis berjuang untuk menyembuhkan satu per satu anggota masyarakat yang mulai berjatuhan terkena Covid-19.
"Punya rasa empati gitu, jangan malah menyepelekan. Saya bingung pemahaman masyarakat tentang kondisi saat ini, ini masyarakatnya yang gagal paham atau pesan pemerintahnya kurang tersampaikan ya," kata dia.
Menjadi pasien positif Covid-19, menurut dia, adalah satu kejadian yang sempat membuatnya terpuruk.
Ia harus melewati masa pemulihan selama satu setengah bulan untuk bisa kembali sehat.
Namun, nyatanya kondisi masyarakat saat ini malah mendekatkan diri menuju Covid-19 dan bahkan menjadikannya bahan lelucon semata.
Baca juga: Reproduction Number Penularan Covid-19 di Kota Bekasi Disebut 0,71
“Coba bayangin jadi pasien positif Covid-19, diisolasi tanpa bisa bertemu keluarga. Harus berjuang juga melawan penyakit itu, itu butuh waktu lama,” kata dia.
Arief mengatakan, seharusnya masyarakat, khususnya anak muda, mulai sadar bahwa Covid-19 ini harus dilawan bersama.
Melawan Covid-19 bisa dengan menggunakan media sosial sebaik mungkin, yaitu memotivasi masyarakat untuk bangkit, menyebarkan protokol pencegahan, serta memberi semangat untuk pasien positif Covid-19 dan tenaga medis.
Ia juga meminta masyarakat bersikap cerdas untuk menekan angka kasus Covid-19, sehingga situasi Indonesia normal kembali tanpa Covid-19.
“Kita menyadari kita harus kerja sama ikuti protokolnya. Apakah enggak ada waktu lain untuk nongkrong? Kalau memikirkan keinginan, semua juga ingin, kalau enggak butuh enggak usah, jadi masyarakat yang cerdas,” tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.