JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mencatat telah memutarbalikkan 30.900 kendaraan yang hendak keluar Jabodetabek sejak Operasi Ketupat dimulai 24 April 2020 lalu.
"Di Cikarang Utama saja 14.116, kemudian di Cikupa sekitar 5.095, dan jalan-jalan arteri lain ada 16 titik sekitar 11.689 yang kami putar balikkan," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan pada Sabtu (23/5/2020).
Dalam catatan polisi, terpantau ada penurunan arus balik sejak berlangsungnya Operasi Ketupat, namun melonjak mulai 4-5 hari lalu.
Baca juga: Anies: Jika PSBB Jakarta Longgar, Menambah Beban Kerja Tenaga Medis
Sekitar 4.700 kendaraan di antaranya merupakan mobil travel yang kucing-kucingan dengan petugas.
"Terutama di Kamis (21/5/2020) sempat melonjak, memang sepertinya orang memaksakan diri untuk tetap mudik, walaupun ada larangan mudik dari pemerintah. Sempat melonjak cukup tinggi, dalam sehari bisa 4.000 (kendaraan diputar balik) lebih dan tadi malam juga sama," jelas Yusri.
Namun, 30.900 kendaraan yang diputar balik oleh polisi selama sebulan itu tak seberapa dibandingkan dengan arus kendaraan yang keluar Jabodetabek via jalan tol dalam 6 hari terakhir saja.
Baca juga: Anies: Arus Mudik dan Balik Berpotensi Sebabkan Gelombang Kedua Covid-19
Catatan PT Jasa Marga hanya dalam 6 hari, yakni 17-22 Mei 2020, sebanyak 430.399 mobil telah meninggalkan Jakarta ke arah barat, selatan maupun timur.
Sebagai contoh, Gerbang Tol Cikampek Utama telah dilintasi oleh 96.693 mobil dari arah Jakarta, hanya dalam kurun 6 hari terakhir.
Di Gerbang Tol Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang, 146.276 mobil terpantau meninggalkan Jakarta dalam periode yang sama.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengingatkan masyarakat di Jakarta untuk tidak mudik Lebaran 1441 Hijriah.
Anies berujar, arus mudik dan arus balik berpotensi menyebabkan gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Ibu Kota.
Padahal, pergerakan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 di Jakarta saat ini mulai terkendali.
"Bila terjadi arus mudik, lalu arus balik, potensi terjadi gelombang kedua (penyebaran Covid-19) sangat besar," ujar Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta yang disiarkan akun Facebook Pemprov DKI, Jumat (22/5/2020).
Karena itu, Anies meminta warga untuk melindungi saudara-saudaranya di kampung dan warga lainnya dengan tetap tinggal di Jakarta.
Anies mengingatkan, orang yang merasa sehat belum tertentu terbebas dari Covid-19.
"Banyak di antara kita yang sudah terpapar Covid-19 tapi tidak memiliki gejala. Inilah yang sangat berbahaya. Kalau tidak punya keluhan bukan berarti aman," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.