Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galaunya Ibu Hamil gara-gara Corona...

Kompas.com - 30/05/2020, 05:50 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Sepupu saya yang merupakan seorang dokter menyarankan untuk menunda cek kehamilan jika tidak ada keluhan berarti.

Baca juga: Berstatus PDP, Perawat RS Royal Surabaya Meninggal dalam Kondisi Hamil

Memang, kehamilan saya enggak banyak masalah. Alhamdulillah, keluhannya paling cuma sembelit yang sebenarnya bisa diatasi dengan rutin makan buah dan sayur.

Namun rasa kangennya itu, lho. Kangen lihat layar USG yang menampilkan dedek bayi lagi gerak-gerak. Ada kepalanya, tungkai kakinya, gerakan tangannya, bunyi detak jantungnya....

Untungnya, klinik itu menerapkan protokol yang menurut saya cukup aman. Ruang pemeriksaan kehamilan dipisahkan dengan area kontrol penyakit umum.

Sehingga, yang saya temui hanya ibu hamil. Pendamping (bisa suami atau kerabat) ibu hamil pun tidak diperbolehkan masuk ke ruangan pemeriksaan. Hanya ibu hamil itu sendiri.

Kasihan sih suami, enggak bisa lihat anak joget-joget di perut. Tapi, enggak apa-apa, yang penting tahu kondisi anaknya sehat.

Pada akhirnya, saya tetap menjalani kontrol bulanan. Apalagi, hari perkiraan lahir tinggal hitungan minggu, jadwal kontrol semakin rapat.

Saya memang khawatir, tapi tidak separno itu.

Tolak kunjungan keluarga dan tetangga

Yang menjadi kegalauan saya selanjutnya adalah saat lahiran nanti.

Bukan proses melahirkannya, tapi saat saya membawa bayi ke rumah.

Tahu kan, kalau ada saudara atau tetangga yang baru melahirkan, pasti kita ingin berkunjung untuk menengok si kecil. Atau sekadar kepo dengan cerita si ibu saat melahirkan.

Maunya sih, saya meminta mereka untuk enggak berkunjung dulu. Bahkan ibu saya sendiri pun saya minta untuk jangan dulu ke rumah.

Beliau pun sebenarnya memang sudah mematuhi PSBB dengan baik, keluar rumah paling cuma ke warung sayur.

Tetapi, beliau pasti sedih banget enggak bisa nengokin cucu pertamanya.

Begitu pun dengan mertua yang antusias banget dan rajin nanyain perkembangan dedek bayi dalam kandungan.

Duh, corona. Cepatlah pergi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com