TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Unggahan penjualan paket bantuan sembako di tengah pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh seorang perempuan viral di media sosial.
Berdasarkan tangkapan gambar yang diunggah akun @lambe_turah, seorang perempuan bernama Novi Rahmadani menjual paket bantuan sembako di salah satu grup Facebook.
Dalam gambar tersebut, terdapat tiga paket sembako dengan isi yang berbeda. Paket A dengan isi gula, minyak, dan beras dijual seharga Rp 40.000.
Sedangkan paket B berisi beras dan tiga mi instan dijual seharga Rp 45.000. Sementara paket C berisi beras, telur, dan dua mi instan dijual seharga Rp 50.000.
Baca juga: Foto Viral Langgar Protokol Kesehatan, Wakil Wali Kota Tangsel Minta Maaf
Novi menjelaskan, semua sembako tersebut sengaja dijual untuk memenuhi kebutuhan ibunya yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah.
Saat ini, Novi tinggal di kawasan Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan.
"Saya butuh uang buat transfer ibu saya sedang sakit, ya sudah saya jual. Sembako sudah terjual Rp 130.000 semuanya, sama orang tadi secara online," kata Novi saat dikonfirmasi, Jumat (29/5/2020).
Novi memastikan, semua sembako yang dijual bukan bantuan sosial dari pemerintah.
Ia mengaku, sembako itu didapat dari majikan dan warga kompleks perumahan tempatnya bekerja.
"Dari Pak Jokowi tidak dapat, soalnya data saya tidak lengkap. Ibu sama bapak nikah siri, KK dan akte tidak ada. Itu dari majikan dan orang kompleks. Karena banyak dan mubazir, ya udah saya jual," ungkapnya.
Baca juga: APBD Jakarta Diprediksi Merosot Imbas Covid-19, Anies: Belum Pernah Dalam Sejarah Pemprov DKI
Selama ini, Novi harus bekerja di usia masih 16 tahun untuk hidupnya dan ibunya. Pasalnya, ia mengaku ditinggal pergi ayahnya.
Sementara sang ibu mengalami sakit yang harus banyak beristirahat.
"Ditinggal sama bapak dari umur saya 4 tahun. Saya berhenti sekolah dari kelas 2 SMP karena orangtua sudah sakit-sakitan," katanya.
Novi harus membiayai hidup ibunya, termasuk dari hasil menjadi asisten rumah tangga dengan penghasilan Rp 1.400.000 per bulan.
"Setelah saya bayar kontrakan Rp 600.000, sisanya sedikit buat hidup dan saya transfer ke ibu. Untuk makan, kadang saya dikasih majikan, kadang beli dan masak. Termasuk jual sembako itu buat tambahan transfer ibu," katanya.
Baca juga: Sambut New Normal, Rumah Ibadah di Tangsel Akan Dibuka Bertahap Awal Juni 2020
Meski demikian, Novi mengakui langkahnya menjual sembako melalui Facebook direspons negatif banyak warganet. Ia dirundung hingga dihujat.
Ia pun meminta maaf apa yang dilakukannya telah membuat kegaduhan.
"Saya cuma mau minta maaf saja, mungkin kan ada kesalahpahaman. Karena mereka kira saya dapat dari pemerintah terus mau dijual, padahal kenyataan tidak seperti itu," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.