JAKARTA, KOMPAS.com - Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu episentrum penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020, jumlah kasus masih terus bertambah hingga kini, termasuk di Jakarta.
Banyak pasien yang dinyatakan sembuh. Namun, tidak sedikit pula jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Jakarta merupakan episentrum pertama penyebaran Covid-19 di Tanah Air.
Baca juga: UPDATE 30 Mei: 25.773 Kasus Covid-19, Pemetaan Wilayah Dilakukan...
Dia menyatakan, pergerakan virus corona di Ibu Kota mulai terkendali.
Namun, pergerakan virus itu masih harus dikendalikan lagi dengan menurunkan tingkat penularan di bawah angka 1.
"Jakarta adalah episentrum pertama dan di awal-awal mayoritas kasus adalah di Jakarta. Saat ini, Jakarta sudah menunjukkan tanda-tanda wabahnya melandai, tapi masalahnya belum selesai," ujar Anies dalam video yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI, Jumat (29/5/2020).
Untuk mengendalikan pergerakan Covid-19, Pemprov DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10 April 2020 dan masih akan terus berlangsung hingga 4 Juni 2020.
Baca juga: Update Virus Corona Dunia 31 Mei: 6,1 Juta Orang Terinfeksi | Rusia Uji Klinis Vaksin Covid-19
Berdasarkan data di situs web corona.jakarta.go.id, grafik tambahan kasus harian Covid-19 masih naik-turun, termasuk pada Mei 2020.
Grafik kasus harian Covid-19 di Jakarta terus berfluktuasi hingga kini.
Berikut rekapitulasi data harian kasus Covid-19 di Jakarta selama Mei 2020:
- 1 Mei: Ada 4.283 pasien positif, 393 meninggal dunia, 427 sembuh
- 2 Mei: Bertambah 72 pasien jadi 4.355 pasien positif, 400 meninggal dunia, 562 sembuh
- 3 Mei: Bertambah 62 pasien jadi 4.417 pasien positif, 410 meninggal dunia, 622 sembuh
- 4 Mei: Bertambah 55 pasien pasien jadi 4.472 pasien positif, 412 meninggal dunia, 650 sembuh