JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pejalan Kaki memberikan sejumlah rekomendasi yang dapat dilakukan para pejalan kaki saat beraktivitas di masa new normal atau kenormalan baru.
"Karena yang menjalankan dan melaksanakan tatanan kenormalan baru adalah manusianya, dalam hal ini pejalan kaki" ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).
Alfred mengatakan, para pejalan kaki sebaiknya menyiapkan masker kain lebih satu buah ketika beraktivitas guna mengantisipasi paparan virus di sepanjang perjalanan.
Baca juga: Jelang New Normal, Banyak Warga Mulai Berolahraga di Bundaran HI
"Jadi pergi dan pulangnya itu sebisa mungkin ganti masker," ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).
Sebab, tidak menutup kemungkinan para pejalan kaki kerap menyentuh masker usai memegang sesuatu saat berjalan di jalur pedestarian atau menumpang transportasi umum.
"Khawatirnya masker itu sudah tidak steril atau terpapar apapun dari yang kita sentuh," ungkapnya.
Baca juga: Tidak Pakai Masker, Warga Dihukum Push-up dan Nyanyi Lagu Indonesia Raya
Selain itu, lanjut Alfred, para pejalan kaki juga disarankan untuk membawa pembersih tangan sendiri.
Hal tersebut untuk menghindari penggunaan sabun di tempat umum dan membersihkan tangan ketika menyentuh benda yang sudah dipegang oleh banyak orang.
"Jadi misalkan mau ke stasiun, daripada harus menggunakan sabun yang ada di stasiun kan semua orang mencet," ungkapnya.
Baca juga: Bekasi Jelang New Normal, Positif Covid-19 Ada 298 Kasus
Masih kata Alfred, para pejalan kaki juga diimbau untuk menggunakan alat bantu saat menekan tombol saat menyeberang di pelican crossing.
"Bisa pakai sikut. Kalau memang ada payung, pulpen, atau alat lain bisa aja ditekan pakai itu," ucapnya.
Alfred menegaskan, antisipasi penularan virus corona di tempat dengan volume pejalan kaki yang tinggi perlu dilakukan. Hal itu bertujuan agar tidak memunculkan klaster baru dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca juga: Izinkan Shalat Id di Masjid Zona Hijau, Pemkot Bekasi Yakin Tak Akan Muncul Klaster Covid-19 Baru
"Kita coba antisipasi semaksimal mungkin bagaimana caranya untuk droplet dari si Covid-19 ini tidak menjadikan sebuah klaster di satu kawasan itu," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Alfred, pihaknya masih terus menghimpun referensi dari para ahli dan pegiat lanskap perkotaan mengenai langkah yang perlu dipersiapkan menjelang kenormalan baru bagi para pejalan kaki.
"Ada beberapa catatan yang sudah kami himpun, pertama adalah setiap trotoar itu ya sudah harus minimal dua meter, sudah tidak bisa lagi tidak," ungkapnya.
Kemudian, pemerintah daerah perlu menyiapkan jalur tambahan di wilayah dengan trotoar yang sempit, agar para pejalan kaki bisa menjaga jarak fisik.
"Untuk tempat duduk yang di trotoar kalau bisa diatur hanya dua orang saja di pojok dan pojoknya. Ruang tunggu halte juga di buat batasannya dan petunjuknya," kata Alfred.
"Jalur pejalan kaki di Jalan Sudirman bisa jadi contoh penerapan tatanan kenormalan baru bagi pejalan kaki," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.