JAKARTA, KOMPAS.com - Warga BSD, Serpong, Tangerang Selatan tengah dilanda masalah bau menyengat yang mengganggu kenyamanan di tempat tinggal mereka.
Permasalah ini kian terasa apabila hujan mengguyur kawasan tersebut. Bau sampah yang menyengat bahkan tercium hingga ke dalam rumah.
Vero, salah seorang warga Nusaloka BSD Tangerang salah satu yang merasakan hal tersebut.
Menurut dia, bau tak sedap itu tercium sekitar pukul 15.00 WIB kemarin, Minggu (31/5/2020) setelah hujan mengguyur lokasi tersebut.
"Malam ini masih kecium. Kita tutup pintu rumah, di dalam semprot pewangi dulu. Begitu ke depan lumayan menyengat," keluh Vero Minggu malam.
Baca juga: Turap TPA Cipeucang Jebol, Dinas LH Tangsel: Tumpukan Sampah Overload
Hal itu juga dikeluhkan oleh tetangga-tetangga sekitar rumah Vero.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan Yepi Suherman menyebutkan bahwa sumber bau menyengat itu bersumber dari longsoran sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang.
Menurut dia, hal itu merupakan dampak dari pengerukan sampah yang menutupi Sungai Cisadane pascalongsornya turap penahan TPA.
Baca juga: Turap TPA Cipeucang Jebol Setelah Dilanda Hujan
Pada saat proses pengangkatan ke darat, gas metana dari tumpukan sampah tersebut keluar dan berhembus ke kawasan sekitar.
"Tadi saya cek ke lapangan memang si sampah yang longsor itu kan lagi dikeruk, diangkut ke darat. Otomatis akan terus mengungkap gas metana, masih terus keluar gas metananya," kata Yepi
Untuk mengurangi bau dari gas metana yang disebabkan oleh sampah tersebut, Dinas LH Tangerang Selatan menggunakan sebuah cairan kimia.
Namun nyatanya, cairan kimia itu belum terlalu efektif menghilangkan bau.
Yepi mengatakan saat ini pihaknya sudah meminta kepala UPT Cipeucang mengganti cairan kimia yang digunakan untuk menahan bau gas metana.
Baca juga: Pengangkatan Sampah TPA Cipeucang yang Longsor ke Kali Cisadane Selasai Pekan Depan
"Mungkin itu kurang begitu efektif untuk menghilangkan bau. Malam ini kita akan coba pakai obat, bahan kimia yang semacam beraroma karbol, jadi enggak terlalu berbau asam," kata Yepi.
Yepi mengucapkan, masih butuh waktu hingga seminggu ke depan untuk mengatasi masalah luapan sampah akibat longsornya TPU Cipeucang tersebut.
"Kami sih dari sekitar tanggal 30 kemarin itu (target) perbaikannya 7 hari. Berarti sekitar minggu pertama Juni harusnya, tanggal 6 atau 7 Juni itu sudah beres," kata Yepi.
Menurut dia, saat ini proses pengangkutan longsoran sampah tersebut baru mencapai 60 persen dan masih terus dikerjakan menggunakan sejumlah alat berat.
Jika sampah-sampah yang menutupi aliran kali Cisadane itu sudah bisa didaratkan seluruhnya, mereka akan langsung melakukan penguatan turap yang sebelumnya jebol karena kapasitas sampah yang berlebihan.
Menghadapi masalah sampah tersebut, Dinas LH Tangerang Selatan terpaksa meminta bantuan Kabupaten Tangerang.
Bantuan yang diminta berupa untuk menampung sampah-sampah hasil pengerukan tersebut di TPA milik Kabupaten Tangerang.
Yepi Suherman menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan rapat dengan Pemerintah Pusat dan Kota Tangerang.
Hasilnya, TPA Cipeucang disarankan untuk tidak menambah tumpukan sampah sementara waktu sampai proses perbaikan dan penataan ulang selesai dilakukan.
Baca juga: TPA Cipeucang Longsor, Tangsel Minta Bantuan Kabupaten Tangerang untuk Tampung Sampah
"Sehingga kemarin kami dari Pemerintah Kota Tangsel sudah bersurat ke Kabupaten Tangerang supaya bisa menampung sementara sampah Tangsel ke sana," ujar dia.
Sebagai solusi sementara, Dinas LH tengah membangun landfill baru di kawasan TPU Cipeucang. Landfill ini akan difungsikan sebagai penampung sampah harian Tangerang Selatan.
Menurut Yepi, landfill baru tersebut menampung hingga350 ton sampah setiap harinya. Sama dengan kapasitas daya tampung landfill yang sudah ada saat ini.
"Buat yang baru untuk kapasitasnya tetap. Kami tidak akan menambah lagi dari yang biasa kami angkut ke TPA. Itu sekitar 350 ton perhari," ucap Yepi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.