Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran IDI Soal Wacana New Normal di Depok...

Kompas.com - 03/06/2020, 06:48 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

"Maka, solusinya yang pertama, tetap menjaga wilayah dengan ketat supaya yang mudik tidak kembali. Tetapi, ya kasihan juga, maka harus disiapkan tempat isolasi bagi mereka," lanjut Alif.

3. Bercermin dari negara lain

Penerapan new normal kerap disusul oleh gelombang kedua penularan virus corona, bercermin dari pengalaman beberapa negara maju.

Korea Selatan, misalnya, selepas melonggarkan pembatasan selama beberapa saat, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengetatkan lagi pembatasan lantaran penularan Covid-19 kembali melonjak.

"New normal tidak mudah. Swedia kacau. Korea Selatan yang sudah lebih maju dari kita kacau. Jepang menunda new normal," ungkap Alif.

4. Kemampuan tes Covid-19 masih rendah

Kekhawatiran terakhir yakni berkaitan dengan kemampuan pemeriksaan Covid-19 di Depok.

Ia memberi usul, Depok bersurat ke pemerintah pusat supaya dikirimi unit mobile PCR keliling demi menggenjot kapasitas tes Covid-19.

"Berkaitan dengan jumlah testing kita. Jumlah PCR kita bertambah 5, tapi jumlah VTM (virus transport medium, sejenis wadah meletakkan sampel pasien) berapa kita tidak tahu. Kita punya senjata, tapi kita tidak punya peluru, buat apa?" tambah Alif.

"Kita harus evaluasi. Pertama, yang kami tahu, angka pemeriksaan swab di Depok termasuk rendah. Tidak sesuai dengan standar. Jumlahnya tidak banyak," ujar dia.

Baca juga: Ini Saran IDI untuk Meminimalisasi Outbreak Covid-19 jika Depok Terapkan New Normal

5. Pasar berpotensi jadi klaster penularan

Alif beranggapan, simpul-simpul keramaian utamanya pasar menjadi lokasi yang harus segera dibenahi pemerintah sebelum memasuki masa new normal.

"Kalau pasar tidak ditata baik, munculnya klaster baru besar peluangnya, contohnya di Surabaya. Di depok juga bisa begitu, apalagi ketika nanti dibuka, masyarakat untuk kebutuhan pangan itu kan tinggi," jelas dia.

Alif berujar, di beberapa pasar di Depok seperti Pasar Cisalak, Musi, dan pasar di Sukatani sudah terjaring sejumlah pedagang yang positif Covid-19.

Maka, ia mengusulkan agar pasar dibenahi agar pengunjung tak saling berdesakan serta dapat mengakses fasilitas kebersihan dengan mudah. Selain itu, penetapan kuota jumlah pengunjung juga penting diberlakukan.

"Lalu menyiapkan masker dan tempat cuci tangan di masing-masing selasar, kios serta pintu keluar-masuk pasar. Jadi ini saatnya menata pasar yang benar-benar steril dan menenangkan bagi orang yang mau belanja di situ," jelas Alif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com