Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik PSBB Depok pada Mei 2020: Kejutan di Ujung Bulan

Kompas.com - 04/06/2020, 08:27 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Depok, Jawa Barat berakhir hari ini, Kamis (4/6/2020), setelah diberlakukan 50 hari.

Mulai besok, Pemprov Jawa Barat bakal melanjutkannya dengan PSBB proporsional level 3 (cukup berat) di Depok.

Berbagai wilayah dengan kasus positif Covid-19 kurang dari 2 bakal dilonggarkan pembatasannya sebagai upaya transisi menuju new normal.

Baca juga: Kilas Balik PSBB Depok pada April 2020: Diwarnai Lonjakan dan Sengkarut Bantuan Sosial

Kegiatan umum seperti ibadah di rumah ibadah, makan di restoran, dan pergi ke pusat perbelanjaan akan diperbolehkan dengan syarat harus patuh protokol kesehatan.

Bulan Mei tercatat menjadi satu-satunya saat ketika PSBB diberlakukan efektif selama sebulan penuh.

Lantas, bagaimana tren kasus Covid-19 di Depok selama PSBB selama Mei 2020? Ini kilas baliknya:

5 Mei: Wali kota balap gubernur rumuskan sanksi pelanggar PSBB

Ketiadaan sanksi dianggap jadi penyebab PSBB tak efektif.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris merumuskan sanksi bagi pelanggaran PSBB berupa teguran hingga denda administratif atas pelanggaran PSBB.

Namun, ketentuan sanksi dan pelanggarannya belum rinci.

7 Mei: Janji tes swab massal yang tak pernah terlaksana

Idris berjanji akan melakukan tes swab massal berbasis PCR bagi warga Depok, tanpa menyebut kepastian waktunya.

Sampai saat ini, janji itu manis di bibir saja. Pemkot Depok hanya melakukan rapid test dalam skala besar, metode yang akurasinya diragukan.

9 Mei: Kematian tak terkonfirmasi 3 kali lipat lebih banyak ketimbang kematian terkonfirmasi

Pada 9 Mei 2020, total ada 60 kematian PDP yang tak kunjung dikonfirmasi Kementerian Kesehatan RI, apakah meninggal karena virus corona atau bukan.

Di sisi lain, jumlah kematian yang terkonfirmasi akibat Covid-19 3 kali lipat lebih rendah, yakni 20 korban.

13 Mei: Jabar teken aturan soal sanksi pelanggaran PSBB

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akhirnya merumuskan sanksi bagi pelanggaran PSBB di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi.

Sejak saat ini, Satpol PP kerap dijumpai menindak warga yang tak patuh ketentuan dengan sanksi sosial maupun denda.

15 dan 16 Mei: Angka kesembuhan balap kematian

Kabar baik, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh di Depok melesat untuk kali pertama, yakni 17 pasien sekaligus dalam sehari.

Sehari berselang, jumlahnya kembali naik 5 orang.

Hal ini sekaligus membuat angka kesembuhan menyusul angka kematian pasien positif maupun suspect Covid-19, dengan total 89 pasien sembuh berbanding 88 total kematian pada 16 Mei 2020.

Sejak saat itu, angka kesembuhan tak pernah terbalap oleh kasus kematian.

Baca juga: Buka 5 Juni, Mal dan Rumah Makan di Depok Wajib Turuti Protokol Kesehatan

20 Mei: Bantuan sosial dari Pemprov Jabar seret

Pada hari pertama PSBB, Emil berjanji bahwa bantuan sosial akan dicairkan tiap bulan.

Lebih dari sebulan sejak perdana didistribusikan, bantuan sosial dari Pemprov Jawa Barat baru disalurkan sebanyak 15 persen di Depok.

21 Mei: Puluhan perawat RSUD Depok positif Covid-19, poli ditutup

Persebaran virus corona di Depok menjadi momok karena ditularkan oleh orang tanpa gejala. Buktinya, 24 perawat RSUD Depok diketahui positif Covid-19 walaupun mereka tak merawat pasien Covid-19.

Diduga, mereka tertular dari pasien OTG di poliklinik/poli umum. Akibatnya, layanan poli ditutup 2 pekan.

22 Mei: Rekor lonjakan jumlah kasus positif

Jumlah kasus positif Covid-19 tiba-tiba melonjak pada 22 Mei, berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok.

Tambahan 38 kasus baru dalam sehari tak pernah sebelumnya terjadi. Sehari sebelumnya, bahkan hanya ada 3 kasus baru di Depok.

Pemerintah mengklaim, hal itu merupakan konsekuensi dari masifnya rapid test yang digelar di tempat-tempat umum selama beberapa hari ke belakang.

26 Mei: Puncak kasus Covid-19

Berdasarkan grafik kasus aktif (kasus yang masih ditangani, di luar kasus yang telah berakhir sembuh atau meninggal), 26 Mei 2020 jadi puncak jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Depok dengan 383 kasus yang harus ditangani saat itu.

Keesokan harinya, grafik menurun saat Depok mencatat rekor jumlah kesembuhan dalam sehari.

27 Mei: 51 pasien sekaligus sembuh dalam sehari

Depok mencatat rekor yang seakan memberi optimisme terhadap penanganan Covid-19 ketika 51 pasien sembuh dalam sehari pada 27 Mei 2020, dari 128 menjadi 179 pasien sembuh.

Sejak saat itu, jumlah pasien sembuh di Depok selalu lebih dari 5 orang tiap harinya.

28 Mei: Kematian terbanyak dalam sehari; jumlah OTG, ODP, PDP tiba-tiba anjlok

Pada 28 Mei 2020, Pemerintah Kota Depok tak mengumumkan angka kematian suspect/PDP.

Sehari setelahnya baru diketahui, pada saat itu, Depok mengalami kematian terbanyak akibat Covid-19.

Total 9 kematian dalam sehari sebelumnya tak pernah terjadi di Depok. Sebanyak, 2 pasien positif Covid-19 tak sanggup bertahan dan wafat.

Kabar buruknya, 7 PDP meninggal dalam sehari tanpa terkonfirmasi.

Di sisi lain, kasus OTG, ODP, dan PDP aktif (yang masih dipantau/diawasi) di Depok mendadak anjlok, padahal sebelumnya turun naik dengan margin tipis.

Kasus OTG aktif merosot 23 persen dari 907 menjadi 700.

Kasus ODP aktif pun merosot sekitar 23 persen, dari 1.546 menjadi 1.191 kasus ODP aktif.

Sementara itu, jumlah PDP aktif turun 18 persen atau berkurang 119 pasien tadinya masih diawasi saat itu di Depok.

28 Mei-1 Juni: Penularan diklaim melambat

Selama lima hari itu, penularan virus corona di Depok diklaim melambat. Temuan kasus baru setiap hari tak sampai 5 selama periode itu.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Kota Depok, Alif Noeriyanto ragu bahwa pelambatan itu karena pemerintah sukses menekan penularan, melainkan bisa juga karena sedikitnya jumlah tes yang dilakukan. Ia menilai, pemerintah tidak transparan soal jumlah tes Covid-19 yang dilakukan di Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com