Informasi tersebut lantas menggemparkan lokasi pengungsian.
Aparat setempat langsung memindahkan wanita itu beserta keluarganya ke pengungsian di aula Gereja HKBP yang ada di sekitar lokasi.
Bahkan, ruangan perempuan tersebut juga dipisahkan dari anggota keluarganya.
Sebagai tindak lanjut, kebetulan di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, juga sedang ada swab test massal sehingga wanita itu diperiksakan di sana.
Baca juga: Lurah Tanjung Priok Akan Rapid Test Warganya yang Jadi Korban Kebakaran
Namun, hasil swab test itu harus menunggu selama tiga hari.
"Awalnya kita pengin dorong ke Wisma Atlet, tapi belum bisa karena hasil swab-nya belum keluar. Tapi, ternyata Kasudin Kesehatan bilang ternyata riwayat ibu itu punya hipertensi, ya sudah itu jadi pembenaran untuk dia bisa diisolasi di rumah sakit," ujar Ma'mun.
Wanita itu kemudian dibawa menggunakan ambulans menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja.
Pasca-peristiwa tersebut, Ma'mun berencana melakukan rapid test pada para pengungsi itu.
Prioritas pertama dilakukannya rapid test tersebut dilakukan pada keluarga wanita berusia 45 tahun tersebut.
"Anggota keluarga lainnya kebetulan cukup banyak. Ada anak-anak juga yang tadinya satu rumah, sekarang masih di pengungsian. Nanti kalau swab test ibu tadi positif, otomatis anggota keluarganya akan kita lakukan rapid," kata Ma'mun.
Sementara itu, warga pengungsian lain rencananya dilakukan rapid test pada 9 Juni nanti berbarengan dengan rapid test yang dilakukan di tingkat kecamatan.
"Tapi, itu masih dikondisikan lagi," ucap Ma'mun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.