Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Pembukaan Sektor Hiburan saat New Normal, Outdoor Dibuka Lebih Dulu hingga Opsi Tutup Lantai Dansa

Kompas.com - 04/06/2020, 10:34 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mempersiapkan aturan untuk beberapa sektor usaha setelah new normal atau kenormalan baru nanti.

Salah satunya adalah mekanisme yang harus diterapkan sektor pariwisata dan hiburan pasca penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, mengemukakan, salah satu aturan di tempat hiburan malam saat new normal adalah jumlah pengunjung dibatasi dan jaga jarak diterapkan.

Baca juga: Sebelum Beroperasi, Pelaku Usaha Hiburan atau Wisata di Bekasi Harus Gelar Rapid Test Karyawan

"Ya paling dari kapasitas, terus penerapan social distancing di tempat hiburan seperti apa. Ya kan intinya apapun yang diterapkan merupakan upaya menekan Covid," ucap Cucu saat dikonfirmasi, Kamis (4/6/2020).

Aturan lebih jelas masih digodok Dinas Parekraf, Dinas Kesehatan, dan berbagai asosiasi tempat hiburan.

Pariwisata dan hiburan outdoor dibuka terlebih dulu

Cucu menuturkan, tempat wisata dan hiburan bakal dibuka secara bertahap saat new normal atau kenormalan baru berlaku.

Tempat pariwisata atau hiburan yang risiko penularan Covid-19 lebih kecil seperti tempat wisata outdoor akan dibuka lebih awal.

"Ada tahapannya. Nanti dilihat yang risiko lebih kecil dibuka duluan, yang risiko tinggi belakangan. Iya seperti (pantai) misalnya (dibuka lebih dulu)," kata Cucu.

Pembukaan dilakukan secara bertahap karena risiko penyebaran dan penularan Covid-19 di lokasi indoor atau dalam ruangan dianggap lebih tinggi.

Sedangkan, tempat pariwisata atau hiburan yang risiko penularan Covid-19 lebih kecil seperti tempat wisata outdoor akan dibuka lebih awal.

Baca juga: Tempat Wisata dan Hiburan Outdoor Akan Dibuka Lebih Dulu Saat New Normal

Opsi tiadakan lantai dansa di diskotek

Untuk tempat hiburan yang lebih spesifik seperti diskotek juga tengah disusun mekanisme dengan berbagai opsi.

Salah satu opsi yang kemungkinan bakal diterapkan di diskotek adalah dengan meniadakan lantai dansa.

"Itu alternatif-alternatif saja (lantai dansa ditutup). Tapi nanti kita liat positifitasnya lah, saya kan enggak sendirian, ada tim kesehatan, pelaku usaha," terangnya.

Menurut Cucu, opsi lantai dansa ditutup karena diskotek merupakan salah satu tempat yang paling sulit dikontrol keramaiannya.

Apalagi ketika harus menerapkan social distancing.

Hal ini dikhawatirkan justru membuat penyebaran Covid-19 semakin tinggi.

"Iya misalnya yang ngerubung kayak diskotek kan bahaya. Pasti penyebarannya lebih berisiko. Kalau mau diterapkan social distancing kayak apa, itu masih kami bicarakan sama teman-teman," kata dia.

Meski demikian Ia tetap berharap seluruh tempat hiburan hingga pariwisata bisa tetap menerapkan protokol mendasar demi menekan penyebaran Covid-19.

Baca juga: Jelang New Normal, Ada Opsi Meniadakan Lantai Dansa di Diskotek

"Masalah diskotek dan panti pijet, yang penting ada protokol Covid-19-nya. harus ada. Pokoknya intinya apapun yg mau dibuka harus ada upaya untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Jadi kaidah-kaidah social distancing, hygiene itu harus mereka tetapkan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com