TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 153 reptil yang terdiri dari empat spesies ditemukan di Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Reptil-reptil tersebut awalnya hendak dikirim melalui kargo tetapi kemudian digagalkan Polres Bandara Soekarno-Hatta karena tidak memiliki izin angkut yang lengkap.
Wakapolres Bandara Soekarno-Hatta AKBP Yessi Kurniati mengatakan, 153 reptil itu terdiri dari empat spesies.
"Ada soa layar sebanyak 85 ekor," ujar dia dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (5/6/2020).
Baca juga: Polres Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Perdagangan Ratusan Reptil Ilegal
Yessi mengatakan, soa layar dengan nama Latin Hydrosaurus Amboinensis (Saingon/Sailifin Dragon) yang merupakan hewan asli Indonesia timur sempat menyandang status hewan yang dilindungi.
"Ada dalam peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1999, soa layar termasuk hewan liar yang dilindungi," kata dia.
Namun setelah populasinya meningkat, hewan tersebut tak lagi menjadi hewan liar yang dilindungi dan keputsan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 tahun 2018.
Spesies reptil kedua yaitu kadal lidah biru dengan nama Latin Genus Tiliqua sejumlah 45 ekor yang merupakan hewan asli di Maluku dan Papua.
Spesies ketiga, lanjut Yessi, adalah ular monopohon dengan nama Latin Condoia Carinata sebanyak 20 ekor.
"Ini dikenal sebagai ular boa terkecil di dunia dengan persebaran di daerah Papua," ujar dia.
Sedangkan spesies ketiga adalah ular patola Halmahera yang merupakan ular non-berbisa asal Papua.
"Nama ilmiahnya Phytonidae," kata dia.
Yessi mengatakan, 153 reptil yang berhasil disita dari perdagangan hewan ilegal tersebut akan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta di Tegal Alur untuk proses pelepasan liar.
"Kami juga akan mengecek keabsahan surat kesehatan hewan yang diterbitkan di Ambon," kata dia.
Yessi Kurniati mengatakan, pengungkapan kasus tersebut berawal ketika petugas Polres Bandara Soekarno-Hatta melakukan pengamanan dan pengamatan di area Kargo Bandara pada 3 Juni 2020.