JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jakarta mewacanakan penerapan ganjil genap pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2020 tentang PSBB pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif disebutkan bila ganjil genap kemungkinan diberlakukan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan nantinya akan memutuskan apakah memberlakukan ganjil genap bagi motor dan mobil di Jakarta mengacu pada angka kasus Covid-19.
Wacana tersebut mendapatkan berbagai komentar dari sejumlah orang yang kerap membawa kendaraan sendiri ketika berangkat ke kantor.
Misalnya, Intan Pratiwi (31). Karyawan swasta di Sudirman, Jakarta ini mengaku khawatir jika ganjil genap nantinya diterapkan.
Baca juga: Anies Sebut Ganjil Genap bagi Mobil dan Motor Diterapkan bila Kasus Covid-19 Meningkat
Sebab tiap harinya, ia berangkat dan pulang kantor menggunakan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi yang dimilikinya hanya satu unit.
“Pasrah bingung berangkat ke kantor naik apa kalau ada ganjil genap, tekor juga kalau naksi terus. Enggak bisa bayangin saya,” ucap Intan kepada Kompas.com, Selasa (9/6/2020).
Menurut dia, lebih aman naik kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sebab jika naik kendaraan umum, ia khawatir berdesakkan dengan penumpang lainnya dan menimbulkan risiko tinggi penyebaran Covid-19.
Meski dibuat shift masuk kerja ke kantor, menurut Intan, tak membuat jumlah penumpang angkutan umum berkurang.
“Takut aja naik kendaraan umum kalau kapasitas dikurangi. Mungkin di busnya enggak desek-desekkan, tapi rebutan kendaraannya enggak kebayang,” ucapnya.
“Percuma kalau shift-shiftan beda jam kerja, tetep macet dan ribet rebutan kendaraan umumnya,” tambah Intan.
Baca juga: Fakta Lengkap Wacana Ganjil Genap bagi Motor dan Mobil Saat PSBB Transisi di Jakarta
Beda halnya dengan Leony (26), karyawan swasta di kawasan Dukuh Atas, Jakarta. Ia mengaku tak mempermasalahkan jika ganjil genap diterapkan di Jakarta pada masa pandemi ini.
Pasalnya, dia punya dua mobil dengan pelat nomor ganjil dan genap.
“Kalau saya kebetulan bisa ngikuti kondisi ganjil genap. Mobil di rumah ada yang ganjil ada juga yang genap, bisa bergantianlah istilahnya,” ucap Leony.