Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2020, 08:54 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai 8.276 pasien per Selasa (9/6/2020), bertambah 239 kasus dibandingkan data pada hari sebelumnya.

Tambahan kasus positif Covid-19 tersebut tertinggi sejak munculnya kasus pertama di Ibu Kota, pada 3 Maret 2020.

Tambahan kasus harian paling tinggi sebelumnya tercatat pada 16 April 2020 dengan 223 pasien terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Bertambah 239, Data Tertinggi Sejak Kasus Perdana

Apa penyebab tingginya kasus baru pada Selasa kemarin?

Uji spesimen tertunda

Grafik kasus harian positif Covid-19 di Jakarta sampai 9 Juni 2020. Tambahan kasus pada 9 Juni tertinggi sejak munculnya kasus pertama di Jakarta, melampaui puncak kasus pada 16 April 2020.Diolah dari tangkapan layar situs web corona.jakarta.go.id Grafik kasus harian positif Covid-19 di Jakarta sampai 9 Juni 2020. Tambahan kasus pada 9 Juni tertinggi sejak munculnya kasus pertama di Jakarta, melampaui puncak kasus pada 16 April 2020.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, tingginya tambahan kasus positif Covid-19 disebabkan uji spesimen yang tertunda di beberapa laboratorium swasta.

"Penambahan jumlah kasus positif ini karena adanya pending sampel dari beberapa laboratorium swasta. Diketahui bahwa Sabtu-Minggu itu libur sehingga pengerjaan spesimen baru dikerjakan pada Senin, sehingga hasil tes meningkat dengan pesat karena pelaporannya baru disampaikan pada hari Selasa," ujar Ani, kemarin.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Bertambah 239 Akibat Uji Spesimen Tertunda Akhir Pekan

Ani menyampaikan, tambahan kasus positif Covid-19 pada Selasa kemarin diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) pada Senin.

Pemeriksaan spesimen dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta, laboratorium satelit, hingga laboratorium swasta.

"Terdapat tambahan 40 hasil pemeriksaan dari hari-hari sebelumnya dari beberapa laboratorium swasta sehingga total kasus baru 239 positif," ucapnya.

Risiko mobilitas warga saat Lebaran

Sementara itu, pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, tingginya angka kasus baru tersebut disebabkan mobilitas warga pada musim Lebaran sekitar dua pekan lalu.

Tambahan kasus bisa juga baru terindentifikasi karena keterlambatan tes Covid-19.

"Ya itu aktivitas dua minggu yang lalu. Laporan hari ini bukan kasus hari ini, bisa keterlambatan tes dan juga ini risiko perilaku penduduk selama 1-2 minggu yang lalu," kata Pandu.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Bertambah 239, Ahli Sebut Risiko Mobilitas Warga Saat Lebaran

Mobilitas warga pada musim Lebaran lalu cukup tinggi.

Pandu berujar, banyak warga mudik ke daerah, beraktivitas di dalam kota, hingga mudik balik ke Jakarta.

Pergerakan warga, lanjut dia, merupakan risiko terbesar yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19.

"Paling tidak 1,5-2 juta penduduk mudik, sisanya sepertiganya mobile di dalam kota selama Ramadhan, silaturahmi hari Id, kemudian mudik balik," ujar dia.

Tren peningkatan kasus baru

Berdasarkan grafik kasus harian positif Covid-19 di situs web corona.jakarta.go.id, tren penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta cenderung meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, Jumat (5/6/2020), ada 84 kasus baru positif Covid-19 di Ibu Kota.

Baca juga: PSBB Transisi Jakarta: Kasus Baru Covid-19 Terus Meningkat, Sempat Tertinggi Se-Indonesia

Jumlah kasus baru kembali meningkat pada Sabtu dengan 102 kasus. Sementara pada Minggu, ada 160 kasus baru positif Covid-19 di Jakarta.

Kemudian, pada Senin lalu, jumlah kasus baru menurun dibandingkan hari sebelumnya, yakni 91 kasus.

Jumlah kasus baru kembali melonjak pada Selasa kemarin dengan 239 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com