Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kasus Pasien hingga Dinyatakan Positif Covid-19 di Jakarta

Kompas.com - 10/06/2020, 20:15 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta mencatat kasus baru positif Covid-19 tertinggi pada Selasa (9/6/2020), yakni 239 kasus.

Kasus baru diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) pada Senin (8/6/2020).

Dinas Kesehatan DKI Jakarta beralasan, peningkatan kasus salah satunya disebabkan pemeriksaan spesimen yang tertunda di beberapa laboratorium swasta pada akhir pekan.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Bertambah 239 Akibat Uji Spesimen Tertunda Akhir Pekan

Alasan lainnya, kasus baru meningkat drastis karena Dinas Kesehatan kini meningkatkan penelusuran (tracing) kasus baru melalui kegiatan active case finding yang dilakukan seluruh puskesmas kecamatan di Jakarta.

Active case finding dilakukan sesuai ketentuan Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Nomor 94/SE/2020 yang diterbitkan pada 4 Juni 2020.

Baca juga: DKI Catat Kasus Tertinggi Covid-19, Dinkes: Karena Tracing Ditingkatkan

Bagaimana sebenarnya proses sebuah kasus dinyatakan hingga diumumkan Pemprov DKI sebagai kasus positif Covid-19?

Berikut perjalanan kasus hingga pasien dinyatakan positif Covid-19.

Awal kasus: periksa diri atau tracing petugas kesehatan

Orang yang memiliki gejala terinfeksi Covid-19 bisa memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat, seperti rumah sakit atau puskesmas.

Berdasarkan informasi di akun Instagram Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta, @labkesdadki, petugas kesehatan nantinya akan memeriksa kondisi orang yang bersangkutan dan memutuskan apakah perlu diambil sampel nasofaring/orofaring dengan tes swab atau tidak.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by LABKESDA PROVINSI DKI JAKARTA (@labkesdadki) on May 13, 2020 at 3:26am PDT

Selain itu, perjalanan terindetifikasinya kasus Covid-19 bisa dimulai dengan tracing yang dilakukan petugas kesehatan.

Tracing biasanya dilakukan dengan menelusuri dan memeriksa orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19, baik orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), maupun pasien dalam pengawasan (PDP).

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga rutin melakukan rapid test setiap harinya.

Petugas kesehatan akan mengambil sampel orofaring/nasofaring dengan tes swab terhadap orang yang reaktif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test.

Baca juga: Tracing Kasus Baru Covid-19, DKI Targetkan 2.230 Tes PCR Per Hari

Teranyar, tiap puskesmas kecamatan di Jakarta kini juga melakukan penelusuran kasus terhadap warga, bukan hanya yang melakukan kontak dengan pasien positif, untuk mendeteksi kasus baru Covid-19.

Kegiatan yang disebut active case finding dilakukan dengan tes swab.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com