Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2020, 21:17 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, berdasarkan hasil kajian tim epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM UI ) Pandu Riono, diketahui bahwa hampir 100 persen warga Kota Bekasi tinggal di rumah pada April 2020.

Sebagai informasi, April adalah bulan di mana pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kali pertama diterapkan di Kota Bekasi.

“Pada masa PSBB, masyarakat patuh, terutama pada bulan April, warga yang tinggal di rumah hampir 100 persen. Hal ini dilakukan dengan mengamati pergerakan orang melalaui Google di Kota Bekasi,” ucap Rahmat melalui siaran pers yang Kompas.com terima, Rabu (10/6/2020).

Namun, pada Mei, pergerakan masyarakat mulai meningkat di daerah-daerah perbatasan Kota Bekasi, khususnya pada saat Idul Fitri.

Karena pergerakan pada Mei meningkat, maka angka penularan Covid-19 juga meningkat menjadi 0,91.

Padahal, jika dilihat dari grafik dengan indikator perkiraan penularan Covid-19 dan laporan kasus baru per pekan --mulai 2 Maret hingga 15 April-, perkiraan angka reproduksi Covid-19 ada di sekitar 9.

Lalu, kasus penularan menurun lagi pada 15 April ke 6 Mei, perkiraan angka reproduksi Covid-19 menjadi 0,71.

Baca juga: Wali Kota Klaim Angka Reproduksi Covid-19 di Bekasi Menurun Jadi 0,91 Selama PSBB

Kemudian ada peningkatan pada 6 Mei ke 27 Mei, perkiraan perkiraan angka reproduksi Covid-19 menjadi 0,91.

Lebih lanjut, Rahmat mengatakan, peningkatan pemeriksaan Covid-19 di Kota Bekasi secara masif juga terbukti menekan angka kasus dan angka kematian di Kota Bekasi yang saat ini terus menurun.

”Di Kota Bekasi banyak kasus yang ditemukan dalam kondisi dini mungkin dan pasien tapat ditangani dengan baik dan tidak mengalami perburukan,” ucap dia.

Oleh karena itu, Rahmat mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah jika tidak ada kepentingan.

“Pada prinsipnya makin banyak orang berada di rumah, makin kecil penularan. Sebaliknya, makin banyak orang di luar rumah maka makin tinggi penularan,” tutur Rahmat.

Baca juga: Protokol Kesehatan di Mal Bekasi, Antre Toilet dari Luar, Harus Jaga Jarak 1 Meter

"Epidemiolog pun sangat mengapresiasi pemerintah Kota Bekasi dan seluruh warga Kota Bekasi yang telah disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan selama PSBB dan mengimbau untuk terus disiplin karena hal itu menekan angka penularan," imbuhnya.

Adapun saat ini pasien positif Covid-19 yang dirawat di Kota Bekasi ada 21 orang.

Sementara, total kasus positif di Kota Bekasi ada 320 kasus. Dari jumlah tersebut, ada 276 pasien positif Covid-19 yang sembuh dan 33 pasien positif yang meninggal dunia.

Kemudian, dari 13.512 orang yang lakukan rapid test, ada 312 yang reaktif, 40 konfirmasi positif melalui tes swab, 13.092 reaktif, 75 samar, dan 33 invalid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com