DEPOK, KOMPAS.com - Manajer PLN UP3 Depok Kota, Putu Eka Astawa mengaku pihaknya telah menuntaskan 80 persen dari 2.000 protes pelanggan sepekan belakangan, akibat lonjakan tagihan listrik.
Jumlah itu setara dengan 1.600 pelanggan yang akhirnya setuju membayar besaran tagihan listrik yang sebelumnya diprotes.
"Target kami 100 persen, tapi untuk saat ini 80 persem yang sudah tuntas dan 20 persen lagi masih belum tuntas," ujar Eka kepada wartawan, Kamis (11/9/2020).
"Sebagian besar mau membayar karena banyak pelanggan setelah diberi penjelasan kalau pemakaiannya seperti itu, ya sudah dibayar full," ungkap dia.
Baca juga: Tagihan Listrik di Banten Membengkak, Ini Penjelasan PLN
Eka mengaku, pihaknya mendorong agar para pelanggan membayar tagihan secara tunai.
Pasalnya, apabila pelanggan pilih mencicil, maka beban tunggakan berpeluang makin menumpuk di bulan-bulan selanjutnya.
Di sisi lain, Eka menjelaskan asal-usul tagihan listrik para pelanggan di Depok membengkak tiba-tiba.
Fenomena ini belakangan jadi sorotan di berbagai wilayah, karena petugas PLN tidak bisa mencatat secara langsung pemakaian listrik oleh pelanggan akibat pandemi Covid-19.
Menurut Eka, lonjakan itu terjadi karena tagihan listrik dihitung besarannya sejumlah rata-rata bulanan pemakaian listrik Januari, Februari, dan Maret.
Baca juga: UPDATE 11 Juni Depok: Penambahan Kasus Covid-19 Terbanyak Dua Pekan Terakhir
Sementara itu, diduga, pemakaian listrik cenderung tinggi karena aktivitas penduduk rata-rata di rumah saja.
Lebih pemakaian listrik yang tak terhitung akhirnya dibebankan ke tagihan bulan Mei sehingga terjadi lonjakan.
Untuk menuntaskan persoalan, petugas dan pelanggan akhirnya harus sama-sama menyodorkan bukti pemakaian listrik.
"Bervariasi kenaikan (tagihan listrik) mereka. Dominan kenaikan dari 20 sampai 50 persen," klaim Eka.
"Ini harus kita cek satu-satu semua kondisi pelanggan itu beda-beda. Banyak sekali situasinya, pelanggan datang dengan cerita yang bervariasi," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.