JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak di Pegadengan, Kabupaten Tangerang, menjadi korban pemerkosaan oleh tujuh orang pria. Anak dibawah umur ini tak sadarkan diri setelah dicekoki pil eksimer.
Kisah ini berawal dari sang anak yang berpacaran lebih dulu dengan pria yang dikenalnya lewat media sosial. Mereka pun janjian bertemu untuk melakukan hubungan badan setelah anak itu dibujuk rayu pasangannya.
Namun, sebelum melakukan hubungan badan, ternyata ada enam pria lain yang ada di lokasi pertemuan mereka.
Baca juga: Empat Pemerkosa Anak yang Dicekoki Eksimer di Tangerang Ditangkap Polisi, Ini Perannya
Sebelum berhubungan badan, anak itu juga meminta dibelikan pil eksimer. Tiga pil kemudian dibelikan dan langsung dicekoki ketiganya kepada anak itu hingga membuatnya hilang kesadaran.
Berita soal pemerkosaan anak di bawah umur ini menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com sepanjang kemarin, Minggu (14/6/2020).
Baca empat berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com sebagai berikut:
Seorang anak di bawah umur di Pagedangan, Kabupaten Tangerang menjadi korban perilaku bejat tujuh orang pria hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Kapolsek Pagedangan AKP Efri mengatakan, peristiwa itu bermula ketika korban berkenalan dengan salah satu tersangka bernama Fikri Fadhilah lewat media sosial.
Dari perkenalan tersebut, hubungan Fikri dan korban berlanjut hingga mereka berdua berpacaran.
Suatu ketika Fikri membujuk rayu korban yang masih berusia di bawah umur untuk mau berhubungan badan dengan dirinya.
"Pada hari Sabtu, 18 April 2020 sekitar jam 01.00 WIB, tersangka 1 menjemput korban dan membawa ke rumah tersangka Sudirman di Desa Cihuni, Pagedangan, Kabupaten Tangerang," kata AKP Efri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/6/2020).
Di lokasi tersebut, sudah ada tersangka lain yaitu Sudirman si pemilik rumah, Denis, Anjayeni, Rian, Dori, dan Diki.
"Kemudian, korban meminta pil kuning (eksimer) sebelum melakukan persetubuhan dan juga meminta uang Rp 100.000 per orang untuk bisa menyetubuhinya," ucap Efri.
Sudirman lantas pergi mencari pil eksimer itu dan kembali setelah 20 menit kemudian. Ia membeli tiga butir eksimer dalam waktu tersebut.
Baca selengkapnya di sini.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, penularan kasus dari rumah ke rumah terjadi setelah virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) menginfeksi seorang pedagang martabak berinisial J pada awal Juni 2020.
J kemudian menularkan Covid-19 ke keluarganya yang tinggal berdekatan. J sendiri tertular dari istrinya yang terlebih dahulu dinyatakan positif Covid-19 pada 30 Maret 2020.
"Istrinya dulu yang kena. Jadi awalnya ada yang laporan ke tim Puskesmas Pejuang bahwa ada laporan satu warga di Pejuang terindikasi positif (istri J)," kata Camat Medan Satria Lia Erlina saat dihubungi, Jumat (12/6/2020).
Baca juga: Begini Proses Penularan Covid-19 dari Rumah ke Rumah di Bekasi
Istri J kemudian dibawa ke rumah sakit. Petugas kesehatan juga melakukan tes swab terhadap orang-orang yang berinteraksi dengan istri J.
J pun dinyatakan positif Covid-19 dan langsung diisolasi.
Petugas kesehatan selanjutnya melakukan tracing ke keluarga terdekat J.
Hasilnya, ada tujuh dari 11 orang keluarganya yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab.
"Setelah itu didapatkanlah ada tujuh orang terdekatnya yang kebetulan memang bertetangga. Positif itu kakaknya J satu keluarga, ada suami, istri, dan dua anak positif. Kemudian, orangtua dari suaminya ini juga positif, langsung ditangani dan isolasi d RSUD," ujar Lia.
Baca selengkapnya di sini.
Kasus baru positif Covid-19 dari pasar-pasar di DKI Jakarta masih terus bermunculan. Hingga kini, setidaknya ada 58 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari klaster pasar di Jakarta.
Kasus-kasus itu terindentifikasi berdasarkan hasil rapid test yang dilanjutkan dengan tes swab atau pemeriksaan bermetode polymerase chain reaction (PCR) di area pasar.
Berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) per 12 Juni 2020, ada 55 pedagang di sembilan pasar di Jakarta yang terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).
Dari jumlah tersebut, satu pedagang meninggal dunia.
Baca selengkapnya daftar pasar yang ditemukan kasus Covid-19 berikut ini.
Wali Kota Bogor Bima Arya kini tampak sudah sibuk beraktivitas memimpin kotanya. Tetapi, jika diingat beberapa waktu yang lalu tepatnya pada 19 Maret 2020 ini, ia sempat menjadi salah satu pasien Covid-19.
Bima kemudian mencoba menceritakan pengalamannya menderita Covid-19 lewat sebuah buku berjudul positif.
Dalam acara peluncuran buku melalui webinar, Sabtu (13/6/2020). Bima sedikit menceritakan apa yang ia tuangkan dalam buku tersebut.
Baca juga: Catat, Jadwal Keberangkatan Bus Gratis dari Stasiun Bogor Tujuan Jakarta pada Pagi Ini
Cerita itu bermula saat Bima melakukan perjalanan dinas ke Turki dan beberapa negara lain pada bulan Maret.
Bima menduga, ia terpapar bukan selama kunjungan luar negeri itu, melainkan saat dalam perjalanan pulang kembali ke Indonesia.
"Jadi kesimpulannya kayaknya tidak di Turki. Kalau ditarik mundur sepertinya tertular di pesawat pas pulang," kata Bima dalam webinar melalui aplikasi.
Di perjalanan pulang itu, ada salah seorang penumpang yang tak henti-hentinya batuk. Bahkan, penumpang tersebut sampai ditegur oleh penumpang lainnya.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.