Protokol physical distancing untuk pengunjung juga tampak diterapkan di eskalator dalam mal.
Pengelola membuat tanda di anak tangga tertentu. Antara satu tanda dengan tanda lain diberi jarak dua anak tangga. Maksudnya, para pengunjung menjaga jarak satu sama lain di eskalator.
Meski demikian, masih banyak pengunjung yang tidak mematuhi tanda itu. Padahal, aturan itu juga telah tertulis di lantai sebelum masuk ke anak tangga.
Baca juga: Wali Kota Ancam Tutup Kembali Mal di Depok jika Langgar Protokol Kesehatan
Manajer Marketing Komunikasi Tamini Square Tri Wahyuningsih menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan diri untuk menerima pengunjung.
"Intinya, kami justru enggak mau mal ini justru jadi arena penularan. Makanya, kami persiapan betul sejak jauh-jauh hari," ujar Tri saat dijumpai Kompas.com.
Selain memastikan pengunjung yang masuk ke mal memenuhi syarat, pengelola juga telah menyosialisasikan protokol kesehatan ke semua tenant di mal.
Dengan demikian, protokol kesehatan tidak hanya diterapkan ketika ingin memasuki mal, tetapi juga ketika pengunjung memasuki toko.
Tri menambahkan, pihaknya membatasi jumlah pengunjung mal hanya 400 orang dalam satu waktu. Jumlah itu termasuk pegawai toko.
Diketahui, kapasitas maksimal Tamini Square yakni 19.000 orang.
"Kalau mau dihitung-hitung memang artinya sedikit pengunjung yang masuk. Tapi, ya mau gimana lagi? Daripada jadi arena penularan kan, lebih baik kita berjaga-jaga saja," ujar dia.
Pengelola memantau kapasitas mal itu dengan menggunakan teknologi bernama Smart Counter.
Sensor yang dipasang di pintu masuk dan pintu keluar mal akan mendeteksi jumlah orang yang masuk dan keluar sehingga pengelola dapat memastikan apakah jumlah orang di dalam mal di bawah 400 atau tidak.
"Begitu di dalam mal sudah 400 orang, di pintu masuk ya kami tutup. Tunggu pengunjungnya ada yang keluar," ujar Tri.
Pada pukul 11.30 WIB, jumlah pengunjung mal terpantau 308 orang.
Tri menyebutkan, kebanyakan pengunjung pada Senin ini adalah mereka yang ingin memperpanjang SIM dan STNK.