Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Shift" Kerja dan Bus Gratis, Upaya Mengatasi Penumpukan Penumpang KRL di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 16/06/2020, 09:26 WIB
Nursita Sari

Penulis

Tiap bus berkapasitas 25 orang, setengah dari kapasitas asli.

Sejak saat itu, BPTJ rutin menyediakan layanan bus gratis setiap Jumat sore dan Senin pagi.

"Bus gratis ini disediakan sebagai angkutan alternatif bagi pengguna KRL sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang di KRL yang dapat menyebabkan jaga jarak (physical distancing) tidak terjaga," kata Kepala BPTJ Polana B Pramesti dalam siaran pers, kemarin.

Baca juga: Ada Layanan Bus Gratis di Stasiun Bogor, Penumpang KRL Kini Punya Pilihan

Selain BPTJ, Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bogor juga turut menyediakan layanan bus gratis pada masa transisi, mengingat makin banyak warga yang beraktivitas.

Polana mengatakan, Pemprov DKI menyediakan 50 unit bus sedang, sementara Pemkot Bogor menyediakan 10 unit bus sedang. Kapasitas tiap bus dibatasi maksimal 15 penumpang.

BPTJ juga menambah jumlah bus yang disediakan menjadi 22 unit bus besar dengan kapasitas maksimal 25 penumpang untuk tiap bus.

Baca juga: Tak Sanggup Antre di Stasiun Bogor, Sejumlah Penumpang Terbantu Naik Bus Gratis ke Jakarta

Dengan demikian, ada 82 unit bus yang disediakan sebagai alternatif untuk melayani penumpang KRL.

 

Polana berujar, layanan bus gratis hanya disediakan pada Senin pagi dan Jumat sore dan baru akan dioperasikan bila terjadi kepadatan penumpang KRL.

"Berdasarkan evaluasi, pada waktu tersebut, jumlah pengguna KRL meningkat sehingga ketentuan jaga jarak, baik di stasiun maupun di dalam KRL, dikhawatirkan tidak terpenuhi," kata dia.

Baca juga: Cerita Warga Bogor yang Kerja di Jakarta: Naik Bus Gratis, Enggak Tahu Sampainya Kapan...

Kemarin, 1.145 orang gunakan bus gratis

Polana menyampaikan, pada Senin pagi kemarin, ada 1.145 pengguna KRL yang beralih menggunakan layanan bus gratis.

Dia mengklaim layanan bus gratis ini berhasil mengendalikan lonjakan penumpang KRL dari Bodetabek tujuan Jakarta.

"Lonjakan penumpang KRL Jabodetabek pada Senin pagi yang dikhawatirkan terjadi, relatif terkendali. Hal ini karena sebanyak 1.145 pengguna KRL pada jam sibuk pagi hari tersebut dapat beralih menggunakan bus alternatif," kata Polana.

Baca juga: BPTJ: Pengguna KRL yang Naik Bus Alternatif Capai 1.145 Orang pada Senin Pagi

Polana menuturkan, 1.145 orang itu dilayani menggunakan 75 unit bus, dari total 82 unit yang disiagakan.

"Protokol Kesehatan seperti mengenakan masker, pengukuran suhu tubuh penumpang sebelum memasuki bus, dan jaga jarak tetap diberlakukan dalam pelayanan bus ini," tutur dia.

Sebanyak 1.145 orang itu diangkut dari Bodetabek menuju Jakarta. Rinciannya:

  • 706 orang berangkat dari Stasiun Bogor, diangkut dengan 30 bus sedang dan 7 bus besar.
  • 181 orang berangkat dari Stasiun Bojong Gede, diangkut dengan 10 bus sedang.
  • 73 orang berangkat dari Stasiun Cilebut, diangkut dengan 10 bus sedang.
  • 17 orang berangkat dari Stasiun Depok Baru, diangkut dengan 7 bus sedang.
  • 81 orang berangkat dari Stasiun Cikarang, diangkut dengan 5 bus besar.
  • 85 orang berangkat dari Stasiun Tambun, diangkut dengan 5 bus besar.
  • 2 orang berangkat dari Stasiun Batu Ceper, diangkut dengan 1 bus besar.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Tria Sutrisna, Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar, Ramdhan Triyadi Bempah, Rindi Nuris Velarosdela, Cynthia Lova, Dian Erika Nugraheny)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com