Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, UI Siap Produksi dan Distribusikan Ventilator Buatan Sendiri

Kompas.com - 18/06/2020, 06:16 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Kelangkaan ventilator sempat jadi perbincangan di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia. Kelangkaan ventilator diduga turut memengaruhi jumlah kematian pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Sejumlah universitas kemudian berlomba-lomba menciptakan inovasi dengan memproduksi ventilator sendiri. Salah satunya Unviersitas Indonesia (UI).

Kabar baiknya, UI mengklaim bahwa ventilator transport lokal yang mereka kembangkan telah uji klinis manusia. Uji klinis ventilator ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat pada 19 Mei 2020 lalu.

Kelulusan uji klinis ini diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI 15 Juni 2020 lalu. Ventilator bernama COVENT-20 ini dinyatakan lulus uji klinis untuk mode ventilasi continuous mandatory ventilation (CMV) dan continuous positive airway pressure (CPAP) dari Kementerian Kesehatan RI.

Baca juga: Ventilator COVENT-20 Buatan UI Lulus Uji Klinis Manusia, Diuji di Beberapa RS

“COVENT-20 mampu memberikan ventilasi tekanan positif dengan mode CMV sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bagi pasien untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernafas dan perlu dikontrol oleh mesin (time-triggered)," kata Andi Ade Wijaya Ramlan, salah satu anggota tim dokter COVENT-20 yang turut mengawal proses uji klinis, melalui keterangan resmi pihak universitas, Rabu (17/6/2020).

"Sedangkan mode CPAP dapat membantu pemberian oksigen kepada pasien yang masih sadar dan bernapas spontan,” lanjut dia.

Sebelumnya, COVENT-20 yang diklaim hemat ongkos produksi dan energi, portabel, serta mudah dioperasikan itu lulus uji produk oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta, 29 April 2020.

Baca juga: Ventilator Buatan UI Diklaim Lulus Uji Klinis, Siap Didistribusikan ke Rumah Sakit

Ventilator ini kemudian memasuki proses pra uji klinis pada hewan yang diselenggarakan di Indonesian Medical Education and Research Institute FKUI (IMERI FKUI).

Dengan ini, maka ventilator COVENT-20 bikinan UI tersebut diklaim siap didistribusikan ke rumah-rumah sakit, menunggu produksi dan pendanaan.

"Saat ini, tim Ventilator UI sedang menyelesaikan tahapan akhir produksi dengan beberapa mitra strategis industri sesuai dengan standar produksi alat kesehatan agar dapat didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 dan rumah sakit darurat," ujar Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI Amelita Lusita melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu.

"Dana pembuatannya diperoleh dari hasil penggalangan donasi terhadap beberapa perusahaan dan komunitas di bawah koordinasi Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (Iluni FTUI)," jelas dia.

Akan produksi 300 unit pada tahap awal

Pihak universitas mengeklaim bahwa mereka sudah menerima permohonan ventilator bikinan UI itu dari 180 rumah sakit, baik rumah sakit rujukan Covid-19 maupun rumah sakit darurat.

Sebelumnya, Fakultas Teknik UI juga telah menerima suntikan dana Rp 2,5 miliar untuk pembuatan dan pendistribusian oleh salah satu perusahaan raksasa, Adaro Energy. Dana itu rencananya dipakai untuk produksi dan penyaluran 100 unit ventilator.

Selain Adaro, dana terhimpun dari sejumlah perusahaan dan komunitas lain sanggup digunakan untuk memproduksi kurang lebih 200 unit ventilator lagi.

Maka, pada tahap awal, UI mengaku akan memproduksi 300 unit ventilator COVENT-20 untuk didistribusikan.

Baca juga: Ventilator Buatan UI Akan Diproduksi 300 Unit Tahap Awal

"Penyaluran akan ditentukan berdasarkan tingkat urgensi dan utilitas, serta rekomendasi donatur," ujar Muhamad Sahlan, Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik UI.

Sementara itu, dalam keterangan yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran UI Ari Fahrial Syam berharap agar ventilator bikinan UI dapat menjadi solusi untuk menekan angka kematian khususnya akibat Covid-19 di masa pandemi ini.

“Salah satu faktor penyebab kematian pasien Covid-19 adalah keterbatasan ventilator," ujar Ari.

"Ventilator yang diciptakan oleh UI kolaborasi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik ini sudah lolos uji klinik dan sudah dapat izin produksi dari Kemenkes bisa menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan ventilator sehingga dapat mencegah kematian," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com