Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pedagang Pasar Gembrong Tidak Patuhi Aturan Ganjil Genap

Kompas.com - 18/06/2020, 16:55 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang Pasar Gembrong, Cempaka Putih, Jakarta Pusat masih banyak yang tidak mematuhi kebijakan ganjil genap kios selama masa PSBB transisi.

Padahal, sistem ganjil genap diterapkan untuk mencegah kepadatan di lingkungan pasar sehingga meminimalkan penyebaran Covid-19.

"Kalo sayur gini cepet layu, apalagi kalau enggak abis. Kalau kita libur sehari, besoknya udah busuk yang ada kan. Daripada kita rugi, ya mau nggak mau kita tetap buka," kata Eli salah satu pedagang sayur di Pasar Gembrong saat ditemui, Kamis (18/6/2020), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Untuk Pedagang Pasar, Anies: Ganjil Genap Sekarang atau Tidak Buka Sama Sekali...

Menurut Eli, peraturan ganjil genap kios seharusnya tidak perlu diberlakukan mengingat para pedagang yang berjualan di Pasar Gembrong sudah menaati protokol kesehatan mulai dari menggunakan masker sampai dengan mencuci tangan menggunakan sabun.

"Yang penting kan kita udah pakai masker. Masuk pun cuci tangan kan," kata Eli menjawab dengan mantap alasannya tidak mau mematuhi aturan ganjil genap kios.

Pedagang lainnya, Emy yang sehari-hari berjualan ikan di Pasar Gembrong memilih berjualan layaknya seperti hari-hari normal tanpa mengikuti aturan ganjil genap.

"Kita di sini nyari duit, susah juga kalau harus libur sehari. Kita mah ngikut yang lain aja, kalau yang lain buka ya kita buka,"ujar Emy.

Sementara itu saat dikonfirmasi wartawan, Kepala Pasar Gembrong Delita Purba mengatakan, pihaknya sudah melalukan sosialisasi hingga pemberlakuan sistem ganjil genap kios sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: Kadinkes: 137 Pedagang dari 18 Pasar Tradisional di DKI Terpapar Covid-19

Namun, ia mengakui masih banyak pedagang yang tidak mengikuti aturan khususnya pedagang sektor pangan di bagian los yang tidak tersekat satu pedagang dengan pedagang lainnya.

"Kita sudah terapkan kok, tapi memang pedagang yang di los seperti yang dagang pangan banyak yang tidak patuh. Suka main kucing-kucingan," kata Delita.

Delita menambahkan, pihaknya belum dapat memberi sanksi khususnya bagi pemilik kios karena pedagang yang menyewa atau memiliki kios dengan patuh mengikuti protokol kesehatan.

"Sanksi jadinya tidak ada. Di sini pedagang lebih banyak yang taat aturan seperti pakai masker dan mencuci tangan," kata Delita.

Gubernur Anies sebelumnya mengatakan, ganjil genap harus diterapkan di pasar tradisional di Jakarta.

Baca juga: Kepada Dirut Pasar Jaya, Pedagang Pasar Protes Sistem Ganjil Genap, Khawatir Dagangan Busuk

Menurut dia, ganjil genap di pasar merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan pedagang dan pembeli.

"Harus gage. Karena memang saat ini kapasitasnya hanya 50 persen dulu demi keselamatan pedagang juga. Jadi ini bukan semata mata gage, ini adalah soal keselamatan pedagang, keselamatan pembeli," ucap Anies di Stasiun Sudirman, Rabu (17/6/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com