DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita angkat bicara perihal data kematian pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang terus naik hingga jauh melampaui kematian pasien positif Covid-19 di wilayahnya.
Berdasarkan protokol WHO, kematian berkaitan dengan Covid-19 turut menghitung jumlah kematian PDP.
Ketentuan ini dirumuskan karena sejumlah negara/kota tak memiliki kapasitas pemeriksaan Covid-19 yang memadai.
Dikhawatirkan, gara-gara rendahnya kemampuan tes, maka kasus kematian akibat Covid-19 terkesan sedikit. Padahal ada banyak kematian yang tak terdiagnosis, dengan gejala serupa Covid-19.
"Dia belum tentu Covid-19 tapi memang mengarah ke sana. Dia belum diperiksa rapid atau swabnya. Idealnya sih memang langsung dicek swabnya supaya jelas," ujar Novarita saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2020).
Baca juga: UPDATE 18 Juni: 9 Kasus Baru Covid-19 di Depok, PDP Wafat Bertambah Lagi
Status suspect yang diberikan kepada para PDP yang wafat merupakan akibat dari belum dilakukannya pemeriksaan swab dan PCR terhadap mereka hingga waktu mereka wafat.
Namun, Novarita membantah dugaan jika tingginya jumlah kematian PDP disebabkan karena lamban dan sedikitnya tes swab PCR di Depok.
Ia mengklaim, saat ini pemeriksaan Covid-19 dengan metode PCR di Depok hanya butuh 2-3 hari hingga hasilnya terbit.
"Pasien positif kan lebih sedikit dari PDP. Kalau klinisnya menunjukkan ke arah Covid-19 meskipun dia belum diperiksa, dia berstatus suspect. Makanya jadi lebih banyak," ungkap dia.
Namun, jika bercermin dari pengalaman, PDP-PDP yang wafat itu besar kemungkinan belum diambil swab untuk tes Covid-19.
Baca juga: Berkurang Setengahnya, Ini Daftar RW yang Masih Rawan Covid-19 di Depok
Jika mereka sudah diambil swab, maka beberapa hari setelah kematian mereka, hasil tes Covid-19 mereka akan terbit.
Selama PSBB berlangsung 2 bulan, baru 1 kasus kematian PDP di Depok yang hasilnya rilis dari laboratorium, yakni pada 10 Juni 2020 lain. Sisanya, tak ada kepastian.
"Status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI," kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat merilis total kematian PDP di Depok setiap hari kepada wartawan.
Novarita mengatakan, sebagian PDP yang wafat di Depok menunjukkan gejala mirip Covid-19 secara mendadak.
Kemudian, kesehatan mereka disebut menurun drastis dalam tempo singkat.