Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 8 RW Masuk Zona Rawan, Begini Cara Kelurahan Tomang Cegah Penyebaran Covid-19

Kompas.com - 20/06/2020, 14:38 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pihak Kelurahan Tomang, Jakarta Barat, dan warga setempat melakukan karantina wilayah guna mengendalikan RW zona rawan penyebaran Covid-19 di sana.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ada delapan RW yang termasuk zona rawan di kawasan tersebut.

Delapan RW zona rawan dengan kasus aktif di Kelurahan Tomang, yakni RW 002, RW 010, RW 005, RW 011, RW 006, RW 012, RW 007, dan RW 013.

“Kita berkoordinasi dengan RT dan RW setempat tentang lokasi karantina wilayah supaya tidak menambah kasus baru,” ucap Lurah Tomang Dwi Kurniasih saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

Baca juga: Jumlah Kematian PDP 3 Kali Lipat Dibanding Pasien Positif Covid-19, Ini Komentar Pemkot Depok

Karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala lokal (PSBL) dilakukan dengan membatasi akses keluar masuk lingkungan.

Hal itu agar kasus aktif di RW zona rawan tidak menyebar ke wilayah lain.

"Mereka yang karantina wilayah membuat spanduk dan menutup gangnya. Jadi warga lain tidak bisa kelur masuk sembarangan ke situ kalau tidak berkepentingan,” kata Dwi.

Selain itu, pihak kelurahan juga akan bekerja sama dengan pengurus RW untuk menyosialisasikan protokol kesehatan.

Warga diingatkan tetap mengenakan masker saat keluar rumah, physical distancing, rajin cuci tangan, dan menjaga pola hidup sehat.

Puskesmas juga melakukan rapid dan swab test massal ke wilayah zona rawan atau yang memiliki kasus aktif untuk mendeteksi kasus-kasus baru.

Baca juga: Hanya Pemilik KTP Jakarta Boleh Liburan ke Ancol Saat PSBB Transisi

Dwi mengatakan, pihak Puskesmas telah lakukan swab test massal pada pekan lalu. Namun, hingga kini pihaknya masih menunggu hasilnya.

“Selanjutnya kita lakukan rapid test atau swab massal ke warga tersebut. Itu sudah kita lakukan pekan kemarin, Alhamdullilah masih menunggu hasilnya,” ucap dia.

Selain menerapkan PSBL, Kelurahan Tomang juga menerapkan wilayah pengendalian ketat (WPK) di RW 006 karena termasuk zona merah penyebaran Covid-19.

Penerapan WPK lebih ketat dibandingkan PSBL. Hal itu lantaran diawasi langsung oleh pihak Kelurahan.

Sebab wilayah yang masuk dalam WPK RW memiliki surat keputusan dari Wali Kota untuk penjagaan dan pengawasan ketat.

“Benar-benar ketat, ojek online tidak boleh masuk. Hanya warga sendiri yang boleh masuk, dan tetap pemasangan spanduk. Kalau PSBL ya berjalan tapi tidak terlalu ketat. Berbeda dengan yang WPK yang SK-nya udah turun ke camat, turun ke lurah, turun ke RW khusus di RW 06 (yang masuk dalam WPK),” ucap dia.

Baca juga: UPDATE 19 Juni: Ada 9.525 Kasus Covid-19 di Jakarta, Hampir Setengahnya Telah Sembuh

Ia menyampaikan, pasien yang sebelumnya positif, kini telah dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit.

“Tinggal satu kasus di RT 005 RW 006 paling sekarang atau besok pulang. Sama satu di RT 007 RW 006 lagi di RS Pelni udah lama dari awal ketemu Covid. Jadi tidak ada di lokasi dan cuma satu kasus dan itu benar-benar dibantu warga sekitar oleh pengurus RW,” kata dia.

Meski pasien tersebut sembuh, WPK tetap harus diberlakukan. Sebab pasien sembuh itu masih harus diisolasi mandiri.

Sehingga kebutuhan dasar sehari-hari keluarga pasien sembuh tetap dibantu warga sekitar secara swadaya.

Warga sekitar yang dikoordinir oleh RT akan mengumpulkan secara swadaya untuk memberikan bantuan kepada pasien tersebut.

“Sudah dinyatakan zona hijau (RW 006) Jumat kemarin. Puskesmas udah nyatakan hijau, pasiennya juga isolasi mandiri. Warga enggak bisa sembarang wara-wiri, ojol tidak boleh masuk. Itu benar-benar ditutup masih ditutup sampai kita menunggu sampai benar-benar tidak ada kasus,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com