Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 3 Kasus Positif Covid-19, Tujuh Akses Masuk Pasar Minggu Ditutup

Kompas.com - 20/06/2020, 21:06 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan umum daerah (Perumda) Pasar Jaya menutup tujuh dari 15 pintu masuk atau gerbang masuk Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Penutupan tersebut sebagai penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19 di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

"Pasar Minggu ini cukup luas, memiliki 15 akses masuk, gerbang. Jadi, selama PSBB transisi ini, kami hanya membuka delapan akses masuk di Pasar Minggu," kata Manager dan Kepala Pasar Minggu (Perumda) Pasar Jaya, Febry Rozaldi saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (20/6/2020), seperti dikutip Antara.

Pantuan di lokasi, penutupan gerbang masuk Pasar Minggu dilakukan menggunakan kerucut oranye dan pita kuning hitam menyerupai garis polisi yang dililitkan ke dua sisi gerbang sehingga menghalangi akses masuk orang, barang maupun kendaraan.

Baca juga: 49 Pedagang Pasar Induk Positif Covid-19, Wali Kota: Kalau Ditutup Muncul Masalah Lain

Febry menjelaskan, penutupan akses masuk tersebut untuk menertibkan dan mengatur pergerakan pembeli atau pengunjung maupun pedagang yang berjualan di Pasar Minggu.

Bangunan Pasar Minggu terdiri atas lima blok, yakni Blok B, C, D, E dan F yang menyebar di lima penjuru.

Total ada 1.700 pedagang kios dan 1.400 pedagang pelataran (lapak) khusus pangan.

"Delapan pintu yang kami buka ini sudah mengakomodir akses masuk untuk setiap blok yang di Pasar Minggu," katanya.

Selain membatasi akses masuk Pasar Minggu agar lebih tertib dan terawasi pergerakan masyarakatnya, Perumda Pasar Jaya juga melengkapi peralatan untuk protokol kesehatan mencegah COVID-19.

Baca juga: Tak Hanya Pasar, Terminal Pasar Minggu Juga Tutup 3 Hari Setelah Ada Pedagang Positif Covid-19

Pengelola menyediakan tempat cuci tangan dan markah untuk pembatasan jarak fisik pengunjung serta jalur keluar masuk pengunjung selama di pasar.

Sebelumnya, markah pembatasan jarak fisik dibuat semi permanen menggunakan lakban warna hitam. Seiring berjalannya waktu, kondisi markah sudah memudar dan rusak.

Sejak Pasar Minggu ditutup selama tiga hari terhitung mulai Sabtu (20/6), petugas pengelola Pasar Minggu merapikan kembali fasilitas protokol kesehatan yang tersedia termasuk markah pembatas jarak fisik.

"Selama Pasar Minggu ditutup kita lakukan pembenahan dan merapikan lagi protokol kesehatan yang sudah ada," kata Febry.

Baca juga: Tiga Pedagang Pasar Minggu yang Positif Covid-19 Dibawa ke RS Darurat Wisma Atlet

Sebelum ditutup, lanjut Febry, Pasar Minggu telah memberlakukan sistem ganjil genap terhitung sejak PSBB transisi ditetapkan.

Selain ganjil genap untuk pedagang kios, juga memberlakukan ganjil genap untuk pedagang pelataran serta menjaga jarak antara satu meja dengan meja pedagang lainnya sejauh 1 meter.

"Pedagang cukup patuh menerapkan ganjil genap, bahkan pedagang ikut membantu kami dalam menerapkan protokol kesehatan seperti mengukur suhu tubuh pengunjung yang datang berbelanja," kata Febry.

Pasar Minggu ditutup sementara selama tiga hari untuk sterilisasi dan pencegahan munculnya klaster baru penyebaran COVID-19.

Pasar Minggu ditutup terhitung mulai 20 Juni pukul 00.00 WIB sampai dengan tanggal 22 Juni 2020.

Penutupan Pasar Minggu juga dilakukan setelah terkonfirmasi tiga orang yang menjalani tes usap di Pasar Minggu positif COVID-19.

Ketiga orang tersebut diinformasikan terdiri atas dua pedagang dan satu pengunjung.

Uji usap tenggorokan (swap test) dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta kepada 88 orang di Pasar Minggu. Dari 88 orang tersebut tiga orang dinyatakan positif.

"Jadi penutupan ini bukan hanya karena ada temuan kasus, tapi juga dalam untuk mengevaluasi protokol kesehatan, agar pergerakan ekonomi tetap tumbuh, tapi warga terlindungi dari penularan COVID-19," kata Febry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com