Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat RSPAD Gatot Soebroto, Berawal dari Istana Megah Gubernur Hindia Belanda

Kompas.com - 22/06/2020, 05:49 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut hari lahirnya kota Jakarta ada baiknya dilakukan dengan merefleksikan sejarah kota yang dahulunya disebut Batavia ini.

Berbagai macam gedung bersejarah ala bangunan Belanda berdiri tegak di tanah jantung kota. Tentu saja bangunan tersebut jadi saksi sejarah terjadinya geliat pemerintah Belanda kala itu.

Salah satu yang unik yakni gedung RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Rumah sakit yang berada di kawasan Senen cukup dikenal lantaran pernah menjadi tempat dirawatnya beberapa tokoh bangsa.

Beberapa di antaranya Presiden Pertama RI yakni Soekarno dan yang paling baru ketika Wiranto yang menjabat Menkopolhukam saat diserang seseorang pada tahun 2019 lalu.

Baca juga: Harmoni Club di Kawasan Gedung Setneg, Tempat Pesta dan Saksi Glamornya Kehidupan Bangsawan Belanda

Namun siapa sangka, cikal bakal dari rumah sakit TNI ini adalah sebuah istana pada zaman kolonial Belanda.

Salah satu gubernur Hindia Belanda kala itu Petrus Albertus Van der Parra merupakan pemilik tunggal istana tersebut. Dia membangun istana megah tersebut tahun 1769 di wilayah Senen yang kala itu dikenal dengan kawasan Weltervreden.

Maka dari itu, istana tersebut dikenal sebagai Istana Weltervreden.

Menurut Alwi Shahab dalam bukunya yang berjudul "Batavia Kota Banjir" terbitan tahun 2009, istana itu dibangun hanya untuk menjadi tempat keluarga Albertus Van der Parra beristirahat.

Karenanya, berbagai kalangan saat itu menilai gubernur yang satu itu gemar hidup berfoya-foya demi kesenangan semata.

Baca juga: Bangunan RS Cikini, Tiruan Kastil Jerman Peninggalan Sang Pelukis Raden Saleh

"Van der Parra disamping gemar berfoya-foya, digambarkan sebagai sok merasa penting dan otokratik," tulis Alwi dalam buku tersebut.

Di istana megah itu, dia menggelar berbagai acara untuk merayakan momen pentingnya.

Saat upacara pelantikannya sebagai gubernur yang bertepatan pada hari ulang tahunya di tanggal 29 September 1763, dia mengundang seluruh tokoh besar dari dalam dan luar Batavia.

"Pesta besar-besar yang dihadiri bukan hanya pembesar VOC tetapi juga pada bupati Priangan, Cirebon dan wilayah sepanjang utara Jawa dan Madura. Keraton Yogya dan Solo juga mengirimkan utusan," tulis Alwi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com