Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Menumpuk di Stasiun Bogor, Bima Arya Sebut Jakarta Belum Maksimal Atur Jam Kerja

Kompas.com - 22/06/2020, 13:56 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto masih mendapati adanya penumpukan penumpang KRL di Stasiun Bogor.

Dalam peninjauan yang dilakukannya, Senin (22/6/2020) pagi, Bima melihat antrean penumpang KRL yang mengular hingga ke lorong-lorong area stasiun.

Bima menilai, penumpukan penumpang tersebut terjadi karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum maksimal melakukan intervensi terhadap perusahaan-perusahaan di Ibu Kota dalam menerapkan pembagian pola jam kerja atau shifting terhadap pekerjanya.

Baca juga: Pasien Positif Klaster Mitra 10 Bogor Bertambah, Kini 12 Orang Terkonfirmasi

Terlebih, sambung Bima, faktor lain karena makin banyaknya sektor-sektor di wilayah Jakarta yang sudah dibuka kembali sehingga aktivitas masyarakat semakin meningkat.

"Sistem shift bagi para pekerja belum berjalan. Bila berjalan, tidak mungkin seperti ini. Itu catatan yang akan kami sampaikan kepada Pemprov Jabar dan Jakarta,” kata Bima.

Bima melanjutkan, berdasarkan data yang diterimanya, terjadi peningkatan volume penumpang KRL di Stasiun Bogor sebesar 30 persen, pagi tadi.

Hingga pukul 06.00 WIB, tercatat ada 4.000 pengguna KRL yang berangkat dari Stasiun Bogor menuju Jakarta.

Baca juga: Antrean Panjang Calon Penumpang KRL di Stasiun Bogor Kembali Terjadi Pagi Ini

Jumlah itu jauh lebih banyak jika dibandingkan pada minggu kemarin di waktu yang sama. Saat itu, hanya 3.000 penumpang yang menggunakan KRL dari Bogor-Jakarta.

"Kesimpulan kami, selain ada peningkatan volume 30 persen, ya pola shift kerja juga belum maksimal," ungkap Bima.

Ia menambahkan, keberadaan layanan bus gratis yang disediakan oleh Pemprov Jakarta, Pemkot Bogor, dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek di Stasiun Bogor cukup diminati oleh masyarakat pengguna KRL.

Kata dia, ada 52 unit bus gratis hari ini yang disiapkan untuk mengantarkan calon penumpang KRL ke stasiun-stasiun di Jakarta guna mengurangi kepadatan penumpang.

Meski begitu, rupanya layanan bus gratis tersebut belum mampu meminimalisir penumpukan penumpang yang terjadi di Stasiun Bogor.

Salah satu cara dalam pengendalian penumpukan penumpang KRL, sebut Bima, dengan melaksanakan rekomendasi Gugus Tugas yakni memberlakukan sistem pembagian kerja.

“Sejauh mana rekomendasi itu dilakukan oleh Jakarta. Karena, faktanya di lapangan penumpukan para pekerja masih ada dan pembagian kerjanya tidak berjalan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com