DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok mengklaim bahwa pemeriksaan Covid-19 semakin cepat belakangan ini.
Hal ini sehubungan dengan melonggarnya berbagai perbatasan seiring dengan fase pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional yang diberlakukan di Depok sejak 5 Juni 2020 silam.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita berujar, kecepatan tes utamanya berlaku pada proses rapid test (uji cepat) sebagai langkah penapisan awal.
"Dulu, jadwal rapid test-nya agak lama. Kalau sekarang sudah langsung. Kami dapat (data ODP dan OTG) langsung daftarin untuk rapid test-nya," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/6/2020).
Baca juga: [UPDATE] Grafik Covid-19 21 Juni: Depok Tambah 2 Kasus Baru
Ia menambahkan, setiap harinya puskesmas-puskesmas di Kota Depok menerima data terbaru ODP, PDP, dan OTG Covid-19 dari Pusat Informasi Covid-19 (Pikodep).
Puskesmas di tiap wilayah langsung bekerja melakukan pemeriksaan pada masing-masing orang itu.
Sebetulnya, mekanisme ini adalah prosedur standar yang harus dilakukan oleh sistem pelayanan kesehatan di mana pun berada.
Namun, Novarita mengakui, awal-awal Covid-19 merebak di Depok, tak mudah buat melakukan rapid test dalam skala besar dan cepat.
Baca juga: Pemkot Depok Rencanakan Labkesda Sebagai Lab Utama Pemeriksaan Covid-19
"Dulu kan lama, nunggu banyak dulu (kasusnya), baru kami adakan rapid test," kata Novarita.
"Sekarang enggak. Setiap ada yang sudah terlacak, langsung kami jadwalkan untuk rapid test. Jadi, secepat mungkin rapid test, kemudian kalau reaktif langsung kami daftarkan untuk pemeriksaan swab-nya," jelas dia.
Sebelumnya, Novarita mengklaim pula bahwa pemeriksaan Covid-19 berbasis swab dan metode PCR juga makin cepat.
"Bisa 100-an spesimen sehari. Bisa 2-3 hari hasilnya sudah keluar," kata Novarita ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2020)
Baca juga: Pertama Kalinya Pemkot Depok Umumkan Jumlah Tes PCR, Rasionya Jauh di Bawah Standar WHO
Tes-tes tersebut dilakukan di tiga laboratorium pemeriksa Covid-19 di Depok, yakni Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), RS Universitas Indonesia, dan RS Bhayangkara/Brimob.
Kendati makin cepat, nyatanya Depok masih punya pekerjaan rumah untuk memperbanyak kapasitas tes Covid-19 mereka.
Berdasarkan standar WHO, rasio tes PCR di suatu wilayah minimal 1.000 tes per 1 juta penduduk dalam sepekan.
Sementara itu, dengan jumlah penduduk sekitar 2,2-2,3 juta jiwa, rerata rasio tes PCR di Depok selama sepekan baru mencapai 300-310 orang per 1 juta penduduk jika tes per hari sebanyak 100 orang seperti klaim Novarita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.