Patut dicatat, jumlah tes Covid-19 yang mestinya diperbanyak adalah tes berbasis PCR karena hasilnya akurat.
Sebab, akurasi pemeriksaan Covid-19 menggunakan rapid test berbasis antibodi terbilang rendah dan hasilnya kerap mengecoh.
Di Depok sendiri, data hingga 19 Juni 2020, rapid test sudah digelar 20.199 kali. Hanya 871 di antaranya yang reaktif dan pasiennya kemudian dirujuk untuk tes PCR. Ada 166 rapid test yang hasilnya invalid.
Selama ini Kota Depok mengandalkan pemeriksaan Covid-19 dengan pihak ketiga, yakni laboratorium RS Universitas Indonesia kemudian disusul laboratorium RS Brimob/Bhayangkara.
Jumlah laboratorium pemeriksa Covid-19 di Depok ditambah. Labkesda Kota Depok resmi beroperasi sebagai laboratorium dengan mesin PCR pada Senin (15/6/2020) lalu.
Labkesda bahkan diberikan kuota pembiayaan tes Covid-19 berbasis PCR paling banyak di Depok, dengan jatah 3.980 tes.
Ditetapkannya Labkesda Kota Depok sebagai laboratorium utama pemeriksaan Covid-19 tak membuat jatah pembiayaan untuk laboratorium lain berkurang.
Novarita menjelaskan, pihaknya menambah kuota bagi 2 laboratorium lain pada bulan ini. Diharapkan, kapasitas tes PCR yang saat ini mencapai 100 tes per hari bisa semakin gemuk.
Baca juga: Pemkot Depok Klaim Pemeriksaan Covid-19 Makin Cepat
"(Jumlah tes berbasis PCR) bisa bertambah 10 persen. Kami anggarkan 3.000 lagi pemeriksaan swab di RSUI, jatah untuk bulan ini, karena 29 Mei kemarin sudah habis jatah di RSUI," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita kepada Kompas.com, Jumat (19/6/2020).
"Kemudian, di RS Brimob kami tambahkan 500," lanjut dia.
Novarita mengakui bahwa di antara 200-an pasien Covid-19 yang saat ini masih ditangani di Depok, sebagian besar di antaranya memilih isolasi mandiri di kediamannya masing-masing.
"Ini lagi didorong. Pak Wali (Kota Depok, Mohammad Idris) sudah instruksi agar yang isolasi mandiri harus masuk rumah sakit. Dan sudah lumayan banyak yang masuk," jelas Novarita.
Novarita berujar, ketentuan bahwa setiap pasien positif Covid-19 harus dirawat di rumah sakit akan semakin digalakkan.
Baca juga: Satpol PP Klaim Mal di Depok Masih Sepi Pengunjung
Sebab, potensi penularan Covid-19 di Depok (angka "Rt") sempat meningkat seiring dengan longgarnya pembatasan.
Belum tentu situasi kediaman pasien yang isolasi mandiri cukup kondusif agar ia tak menularkan virus corona ke orang lain.
"Jadi melihat angka Rt kita naik, Pak Wali ingin supaya cepet turun, dimasukin lah (pasien positif Covid-19) ke rumah sakit supaya konsentrasi bisa sembuh. Kalau di rumah kan ketularan lagi, lalu yang negatif nanti positif lagi," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.