Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Pesan WhatsApp Nus Kei kepada John Kei Sebelum Keributan Terjadi

Kompas.com - 23/06/2020, 22:53 WIB
Egidius Patnistik

Editor

Sumber Warta Kota

Klaster kedua sebanyak sekitar 25 orang, kata Yusri, untuk menyerang rumah Nus Kei di Green Lake City, Tangerang.

Klaster ketiga, tambah Yusri, adalah kelompok yang standby di rumah John Kei di Jalan Titian Utama X.

"Dan yang keempat kita sebut klaster mandiri karena ada tiga tempat, yakni di Pondok Gede, di Bekasi, dan Tangerang," kata Yusri.

Tujuan mereka adalah untuk mencari sasaran dan target untuk dibunuh, termasuk Nus Kei.

"Untuk klaster di Kosambi berhasil membunuh saudara YR dan satu orang lainnya empat jarinya putus. Sementara klaster Green Lake melakukan perusakan rumah Nus Kei," kata Yusri.

Yusri mengatakan, pihaknya sudah memintai keterangan Nus Kei sesaat setelah pihaknya membekuk 30 orang anggota kelompok John Kei dari Bekasi, Minggu malam lalu.

"Setelah penangkapan terhadap John Kei, Minggu malam, saat itu juga Senin subuh pukul 04.00, kami sudah lakukan pemeriksaan terhadap Nus Kei di Polda Metro sini, sampai pagi harinya," kata Yusri.

Namun, dari pemeriksaan itu, penyidik merasa belum cukup sehingga kembali meminta keterangan Nus Kei, Selasa ini.

Yusri mengatakan, pihaknya sudah memeriksa dan meminta keterangan sedikitnya 20 saksi terkait kasus pembacokan yang menewaskan Yustus Dorwing Rahakbau (YDR) di Duri Kosambi, Cengkareng, dan perusakan rumah Nus Kei di Tangerang.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih memburu beberapa orang anggota kelompok John Kei dan salah satunya adalah orang yang membawa senjata api dan menembakkan tujuh kali ke udara saat mendatangi rumah Nus Kei di Green Lake City, Cipondoh, Tangerang, Minggu lalu.

"Pemilik dan pemegang senjata api itu, yang menembakkan tujuh kali ke udara, masih dalam pengejaran. Ini berdasarkan pengakuan beberapa pelaku yang kami amankan," kata Yusri.

Menurut Yusri, saat kejadian, pelaku yang membawa senpi itu menembakkan tujuh kali ke udara, dan satu peluru mengalami rikoset sehingga mengenai jari kaki pengemudi ojol.

"Sementara ini dari pengakuan, senpi hanya satu. Jenisnya apa belum kita ketahui karena belum dapat senjatanya. Jadi kita belum tahu, nanti kalau sudah dapat senjatanya baru kita tahu dan kita sampaikan ya," kata Yusri.

Terencana

Wakil Dirreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Calvijn Simanjuntak sebelumnya mengatakan telah menetapkan 30 tersangka yang berhasil diamankan pada Minggu malam. Namun, masih ada enam anggota kelompok John Kei yang buron dan diburu pihaknya.

"Jadi dari hasil pendalaman, ada enam orang anggota kelompok JK ini yang saat ini menjadi DPO (daftar pencarian orang) kami dan masih kami kejar," kata Calvijn di Mapolda Metro Jaya, Senin kemarin.

Menurut Calvijn, dari pemeriksaan para tersangka diketahui sebelum melakukan aksi pembacokan dan penyerangan, kelompok John Kei ini sudah melakukan empat kali pertemuan untuk merencanakannya.

Pertemuan untuk perencanaan aksi, kata Calvijn, dilakukan kelompok itu di Kelapa Gading, Jakarta Utara; di Cempaka Putih, Jakarta Pusat; serta di markas mereka di Perumahan Titian Indah, Bekasi.

"Selain sudah melakukan empat kali pertemuan untuk merencanakan aksi itu, bahkan beberapa di antara mereka juga menyewa kamar di hotel di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, untuk memudahkan pergerakan mereka," kata Calvijn.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ini Pesan WhatsApp Terakhir Nus Kei Kepada John Kei Sebelum Terjadi Keributan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com