JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria tiba-tiba kolaps dan meninggal dunia saat bersepeda di Jalan Raya Cimatis Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Bekasi pada Minggu (21/6/2020).
Dari hasil pemeriksaan sementara, korban diduga meninggal dunia karena serangan jantung.
Baru-baru ini, insiden serupa juga menimpa pesepeda di Tangerang Selatan, Selasa (23/6/2020). Ia mendadak kolaps saat menggowes.
Baca juga: Pria di Bekasi Meninggal Saat Bersepeda, Polisi Sebut karena Serangan Jantung
Jelas, hal ini menjadi kabar pahit di tengah tren gaya hidup sehat melalui bersepeda yang kembali marak di Ibu Kota.
Kabar ini memunculkan pertanyaan, benarkah serangan jantung selalu mengintai para pesepeda?
Jawabannya tidak selalu, menurut dokter spesialis jantung Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Dian Zamroni.
" Serangan jantung bukan hanya bisa terjadi pada pesepeda, pada pegiat oahraga lain pun bisa terjadi serangan jantung," ujar Dian saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (24/6/2020).
"Kasusnya Ashraf (Sinclair, sering olahraga di pusat kebugaran), kemudian Adjie Massaid habis main futsal buktinya," kata dia.
Baca juga: Diduga Kelelahan Bersepeda, Pesepeda Ini Meninggal di Bengkel Saat Istirahat
Dian menambahkan, secara umum serangan jantung pada atlet terjadi karena beragam faktor.
Pertama, faktor bawaan seperti jenis kelamin pria yang lebih rentan mengalami serangan jantung, usia yang mulai menua, serta keturunan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan