"Kepada saya dia bilang, 'diam enggak!'. Kemudian perut saya ditekan dengan gunting," kata SR.
"Akhirnya kita takut sampai diancam dengan bahasa tidak sopan, seperti akan diperkosa sampai dibunuh," ungkapnya.
Baca juga: Polisi Klaim Kantongi Ciri-ciri Pelaku Penyekapan Bidan dan Perawat di Angkot
Menyerah, akhirnya SR dan RP pilih merelakan sejumlah barang berharga mereka berpindah tangan.
SR merelakan ponselnya dirampas beserta uang Rp 100.000 dari dompetnya serta kalung dan anting yang ia kenakan.
Sementara itu, RP kehilangan ponsel, uang Rp 500.000 di dompet, serta saldo ATM sebesar Rp 2,8 juta.
Namun demikian, barang lain yang dibawa dalam tas kedua perempuan itu tak digondol kabur.
Baca juga: Kronologi Penyekapan Bidan dan Perawat di Angkot Tengah Malam, Ponsel dan Uang Dirampas
Selama penyekapan, SR merasa ada tingkah yang janggal pada para perampok itu.
"Mereka itu penjahat kok kayak ada sisi baiknya," jelas dia.
"Pas saya bilang besok dinas pagi di rumah sakit, dia (perampok) malah bilang 'nanti kita antar sampai dekat rumah'," kata SR.
"Jadi kayak masih ada negosiasi. Makanya kita mikir, ini tuh apa sih? Kami enggak ngerti."
Para perampok, di akhir episode penyekapan itu, juga sempat menceramahi para korban dengan nasihat berbau agama.
Sebelumnya, perampok itu juga menghardik SR ketika bidan tersebut menyerukan nama Tuhan.
"Saya kayak pengin tertawa saat bapaknya bilang, 'kalian itu makanya sholat, berdoa. Ini jadinya kalian yang kena'," kenang SR.
Baca juga: Disekap 4 Jam di Angkot oleh 2 Pria Tak Dikenal, Bidan dan Perawat Lapor Polisi
Para perampok hendak menurunkan korbannya di Jalan Mayor Oking dekat Pasar Cibinong pada pukul 02.00 dini hari.
Jelang tiba di lokasi, simpati para perampok justru bertambah. Barang-barang dalam tas SR dan RP yang sempat digeledah kembali mereka masukkan ke dalam tas dan dipulangkan kepada 2 perempuan malang itu.