Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nus Kei Berseteru dengan John Kei, Tak Mengira Akan Diserang dan Ingin Rekonsiliasi

Kompas.com - 25/06/2020, 08:52 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Setelah rekonstruksi kasus penyerangan oleh kelompok John Kei, Nus Kei buka suara terkait penyerangan rumahnya di Cluster Australia, Green Lake City, Kota Tangerang, Rabu (24/6/2020).

Nus Kei bercerita tentang keberadaan dirinya saat penyerangan berlangsung. Dia diketahui tidak ada di rumah saat kelompok John Kei menyerang.

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya setelah rekonstruksi kasus penyerangan selesai, Nus Kei mengatakan dirinya masih berada di rumah pada hari penyerangan Minggu (21/6/2020) lalu.

Nus Kei mengatakan dirinya sedang berolahraga di depan rumahnya. Terlihat memang di depan rumahnya terdapat alat-alat angkat beban yang berjejer.

Baca juga: Brutalnya Penyerangan oleh Kelompok John Kei, Pasukan Menyebar Buru Nus Kei dan Anak Buah...

Namun ketika dia hendak mengambil multivitamin, ada panggilan telepon masuk yang mengabarkan ada kerabatnya di Cengkareng menerima serangan dari kelompok John Kei hingga tewas dan luka berat.

"Saya di rumah, saya abis gym (olahraga), terus masuk ke dalam rumah. Saya baru ambil vitamin dan susu lalu ditelepon adik saya (AR) yang kepotong itu jarinya di sana (Cengkareng). Makanya saya keluar (melihat kondisi AR)," kata Nus Kei.

Setelah dia pergi, barulah kawanan John Kei tiba di rumahnya. Itulah sebabnya, anak buah John Kei hanya bertemu istri dan anak-anak Nus Kei saat melakukan penyerangan.

Sering dapat ancaman John Kei

Nus Kei juga mengaku sudah sering diancam John Kei. Hanya saja, Nus Kei tidak menyangka John Kei yang merupakan kerabat jauhnya itu berani bertindak nekat hingga menyebabkan nyawa anak buah Nus Kei melayang dan menggeruduk rumahnya dengan sekelompok orang.

Baca juga: Nus Kei Mengaku Maafkan John Kei dan Siap Dikonfrontasi

"Itu sudah sering diancam tetapi saya anggap biasa, enggak akan kayak kemarin," ujar dia.

Nus Kei juga mengaku sudah sering berkomunikasi dengan John Kei sejak 2016 lalu dan baru kali ini perseteruan antar orang-orang Kei di Jakarta sampai ke aksi kekerasan.

"Kami adalah keluarga, apalagi saya sebagai pamannya. Saya enggak berpikir kejadian itu terjadi," kata dia.

Berharap John Kei mengakui kesalahannya

Nus Kei juga menginginkan agar John Kei yang saat ini sudah ditahan oleh Polda Metro Jaya bisa mengakui kesalahannya atas penyerangan tersebut.

Lokasi tempat kejadian pengerusakan rumah Nus Kei No 52 Kluster Australia Green Lake City Kota Tangerang, Rabu (24/6/2020)KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Lokasi tempat kejadian pengerusakan rumah Nus Kei No 52 Kluster Australia Green Lake City Kota Tangerang, Rabu (24/6/2020)

"Saya berpesan agar dia mengakui bahwa dia sudah berbuat dan mengakui," kata Nus Kei.

Meski sudah mengaku memaafkan ponakannya tersebut, Nus Kei mengatakan akan tetap melakukan proses hukum terhadap John Kei.

Setelah itu, Nus Kei berencana akan mengumpulkan orang-orang Kei di Jakarta untuk menyelesaikan masalah yang ada antara dia dan keponakannya itu yang telah mengorbankan satu nyawa orang Kei.

Namun pertemuan itu, lanjut dia, akan dilakukan setelah proses hukum John Kei selesai.

Baca juga: Nus Kei Sempat di Rumah Sesaat Sebelum Diserang Kelompok John Kei

"Ini proses ini selesai dulu ya. Saya akan lakukan sebuah rekonsiliasi. Saya akan mengumpulkan semua orang Kei yang ada di jakarta supaya kejadian ini berakhir pada kami, jangan sampai anak cucu kami mengalami," kata dia.

Keluarga trauma

Penyerangan tersebut juga membuat trauma keluarga Nus Kei yang saat penyerangan sedang berada di rumah mereka.

Setidaknya ada 7 anggota keluarga Nus Kei yang berada di rumah saat peristiwa penyerangan terjadi, termasuk anak dan kedua istrinya.

"Pasti trauma (istri Nus Kei), perempuan. Kalau saya kan sudah biasa (diancam)," kata dia.

Baca juga: Nus Kei Berharap John Kei Mengaku sebagai Dalang Penyerangan Rumahnya

Nus Kei mengatakan saat ini keluarga diungsikan sementara ke rumah kerabat mereka yang masih di sekitar Jabodetabek.

Nus Kei mengatakan, beruntung keluarganya tidak menderita luka akibat serangan tersebut karena memang langsung lari ke atas loteng.

"Aman (keluarga) karena mereka bisa menyelamatkan diri, masih dilindungi Tuhan," ujar Nus Kei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com