Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Sejarah Jakarta Batasi Pengunjung, Rombongan Wisatawan Maksimal 15 Orang

Kompas.com - 26/06/2020, 06:59 WIB
Jessi Carina

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Sejarah Jakarta yang berdiri di kawasan Kota Tua Jakarta Barat, membatasi kunjungan wisatawan dengan memberlakukan jumlah kunjungan sebanyak 250 orang maksimal dalam satu waktu.

Jika melebihi kapasitas tersebut, maka pengunjung diharapkan menunggu di luar dan masuk secara bergantian.

"Jadi kalau di dalam (museum) sudah lebih dari 250 orang, maka kita tunggu ada yang keluar dulu baru boleh ada yang masuk. Tapi selama transisi ini sih belum pernah ada yang mencapai 250 orang dalam satu waktu bersamaan," kata Kasatpel Museum Sejarah Jakarta, Istiqomah Armitawati pada TribunJakarta, Kamis (25/6/2020).

Museum Sejarah Jakarta mulai dibuka kembali sejak 8 Juni lalu dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan pemerintah.

Baca juga: Kisah yang Terkubur di Museum Taman Prasasti, tentang Pengkhianatan hingga Duka Perempuan Belanda

Selain aturan mengenai 250 pengunjung, wisatawan dengan rombongan kini hanya diperbolehkan maksimal 15 orang saja.

Aturan ini diberlakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan ketika berada di dalam ruangan museum.

"Biasanya kita minimal 30 orang untuk rombongan, sekarang kita maksimal 15 orang. Jadi yang 1 guide biasa 30 orang minimal, kita batasi cukup bawa 15 orang," tuturnya.

Meski begitu, jumlah pengunjung yang datang selama PSBB transisi datang relatif sepi.

Menurut Istiqomah, dalam kondisi normal biasanya pengunjung bisa mencapai 5.000 hingga 7.000 saat akhir pekan.

Kini di tengah PSBB transisi, kunjungan wisatawan tak sampai 50 persen.

"Kemarin, sehari pernah 250-an pengunjung. Tapi itu dalam seharian bukan satu waktu bersamaan. Biasanya pas normal kalau weekend, bisa 5.000 hingga 7.000 pengunjung. Iya enggak sampai 50 persennya," jelas dia. (PEBBY ADE LIANA)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Museum Sejarah Jakarta Batasi Pengunjung, Rombongan Wisatawan Maksimal 15 Orang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com