BEKASI, KOMPAS.com- Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengungkapkan penanganan Kali Bekasi yang berbusa dan menimbulkan bau menyengat itu harus ditangani secara keseluruhan dari hulu.
Adapun hulu Kota Bekasi itu bermula di kawasan Kabupaten Bogor. Tri mengatakan, penanganan permasalahan Kali Bekasi secara keseluruhan adalah kewajiban dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
"Jadi Kali Bekasi penanganannya harus secara keseluruhan, secara holistik. Di mana kewenangan itu ada di Kementerian LHK. Nah itu terjadi sebelum masuk Curug Parigi,” ucap Tri di Bekasi, Kamis (25/6/2020).
Baca juga: Kali Bekasi Bau Menyengat dan Berbusa, Wawali Kota Sebut karena Limbah dari Bogor
Selain itu, ia mengatakan, hukuman bagi pengusaha yang pabrik atau tempat usahanya ketahuan membuang limbah ke kali juga harus digencarkan.
Dengan begitu, pabrik atau tempat usaha tidak berani membuang limbah sembarangan ke kali.
“Sekarang adalah punishment (hukuman) ya buat para pengusaha yang kemudian membuang (limbah) itu. Ini ada satu yang sedang proses di pengadilan, satu lagi proses, itu pencemaran di Kali Bekasi. Ya memang harus seperti itu yang dilakukan, yang menentukan dari Kementerian LHK,” ucap dia.
Tri mengatakan, pihak Pemkot juga terus mengawasi sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Bekasi yang digunakan.
Jika IPAL pada pabrik itu bermasalah, maka Pemkot bisa menegur hingga mencabut izin pabrik tersebut.
Baca juga: Kali Bekasi Bau Kentut Bikin Pusing Warga dan Pengendara yang Melintas
“Sebelum punishment, ada langkah-langkah yaitu IPAL terpadu di lingkungannya sebelum dia masuk. Jadi, lebih kepada pengawasan sebelum dia pemenuhan kewajiban oleh para perusahaan. Kita kan berharap pengusaha juga bisa tumbuh tetapi dari satu sisi dia ikut menjaga lingkungan,” tutur dia
Adapun Kali Bekasi di Jalan M Hasibuan, Bekasi Timur, Kota Bekasi dipenuhi busa selama dua hari belakangan ini.
Tidak hanya busa, aroma tak sedap yang dikeluarkan dari air kali bewarna cokelat pekat itu pun membuat ikan di sekitaran kali mati.
Sampah yang menumpuk di permukaan kali juga menambah pemandangan tak sedap.
Penampakan tersebut memang kerap terjadi di Kali Bekasi. Namun, permasalahan tersebut tak kunjung terselesaikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.