TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Bersepeda menjadi salah satu olahraga yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kini aktivitas gowes menjadi tren masyarakat Jakarta dan sekitarnta di tengah pandemi Covid-19.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi kesehatan dan stamina harus diperhatikan ketika bersepeda agar terhindar dari serangan jantung.
Dokter spesialis jantung Rumah Sakit Omni Alam Sutera dan Harapan Kita Renan Sukmawan mengatakan, detak jantung saat berolahraga lebih cepat dua kali lipat dibanding dengan aktivitas biasa.
Baca juga: Kiat Mencegah, Mengenali, dan Antisipasi Serangan Jantung bagi Pesepeda
Pada aktivitas biasa, jantung akan berdetak 60 hingga 100 kali dalam satu meni. Namun, saat berolahraga detak jantung dapat mencapai 200 kali.
Karena itu, pesepeda harus waspada akan bahaya serangan jantung yang mengintai. Kenali gejalanya dan ketahui cara melakukan pertolongan pertama sebelum mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
"Lalu bagaimana jika gejala serangan jantung itu terjadi saat sedang olahraga, sesak misalnya. Pertama, stop dulu. Tarik napas yang dalam, rasakan pertumbuhannya," kata Renan kepada Kompas.com, Jumat (26/6/2020).
Apabila rasa sesak di dada tidak hilang dalam upaya mengatur napas, segeralah pergi ke rumah sakit terdekat.
Sebab, dikhawatirkan sesak napas tersebut dapat berlanjut lebih parah.
Baca juga: Sesak Napas sampai Nyeri Dada, Kenali Gejala Awal Serangan Jantung Saat Bersepeda
"Intinya tenangkan diri. Lihat eveluasi keluhannya masih ada atau enggak. Baru kemudian ke rumah sakit. Itu pertama," kata Renan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.