Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Orang Tua Hardik Kadisdik di Tengah Konferensi Pers PPDB DKI | Tukang Cuanki yang Bikin Heboh

Kompas.com - 27/06/2020, 06:05 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta tahun 2020 masih terus berlanjut. PPDB DKI Jakarta menjadi persoalan setelah banyak siswa tak bisa mendapatkan sekolah negeri, gara-gara usianya yang masih muda.

Meski menerapkan sistem zonasi, PPDB DKI Jakarta juga mempertimbangkan usia. Calon peserta yang berusia lebih tua akan lebih diprioritaskan untuk diterima.

Hal ini membuat kecewa para orangtua yang anak-anaknya tak bisa diterima di sekolah negeri mana pun meski nilainya mencukupi.

Baca juga: KPAI Terima Puluhan Aduan Terkait Seleksi PPDB Jakarta Berdasarkan Usia

Kekecewaan orangtua itu mencapai puncaknya saat Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana memberikan pernyataan dalam sebuah konferensi pers.

Tiba-tiba salah seorang orangtua murid berteriak dan menyela ucapan Nahdia. Seorang bapak itu berteriak "bohong" saat Nahdiana berbicara.

Tak berhenti di situ, bapak ini kemudian membeberkan fakta berbeda yang dirasakannya soal penerimaan siswa didik di Jakarta.

Baca juga: Demografi Jakarta Unik, Alasan DKI Tak Pakai Jarak dalam Seleksi PPDB Jalur Zonasi

Sontak, aksi bapak itu menjadi perhatian hingga akhirnya dia didekati seorang pegawai negeri sipil (PNS).

Berita soal hardikan bapak ini kepada Kadisdik DKI Jakarta menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com pada Jumat (26/6/2020).

1. Orangtua siswa teriaki Kadisdik DKI

Seorang pria tiba-tiba berteriak dan menyela pernyataan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta Nahdiana saat menjelaskan mengenai penerimaan peserta didik baru (PPDB) melalui jalur zonasi.

Peristiwa tersebut terjadi saat Nahdiana mengadakan konferensi pers mengenai PPDB di Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Konferensi pers disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Disdik DKI Jakarta, yakni radiodisdik jakarta.

Dilihat dari siaran tersebut, peristiwa itu bermula saat Nahdiana menjawab pertanyaan wartawan. Nahdiana menjelaskan, PPDB jalur zonasi di Jakarta menggunakan basis kelurahan.

"Zonasi sistemnya adalah berbasis tadi, jarak dan zonasi di Jakarta diatur berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah dengan menggunakan jarak antar-kelurahan," ujar Nahdiana.

Pria yang mengaku orangtua siswa itu kemudian langsung berteriak, menginterupsi pernyataan Nahdiana.

"Ini bohong, jarak tidak diperhitungkan. Saya orangtua murid. Indonesia dibohongi. Saya berani ditahan. Tidak ada jarak dalam zonasi, hanya usia," teriak pria tersebut.

Baca selengkapnya di sini.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com