Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2020, 16:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Komisi A DPRD Kota Depok Hamzah mengaku lelah mengingatkan Pemerintah Kota Depok agar tetap menjaga kewaspadaan pergerakan warga di tengah fase PSBB proporsional saat ini.

Belakangan, kawasan Tanah Merah di bilangan Cipayung jadi sorotan karena rutin menjadi tempat nongkrong warga dalam jumlah besar.

Meskipun sempat ditutup, namun Tanah Merah kembali dimasuki oleh warga selama sepekan belakangan ini tanpa ada intervensi konkret di lapangan dari pemerintah.

Baca juga: Warga Kembali Nongkrong di Tanah Merah Cipayung, Satpol PP Akui Kesulitan

"Saya sih sudah capek teriak-teriak ke pemerintah, kayaknya mereka cuek saja begitu," ujar Hamzah ketika dihubungi Kompas.com.

"Saya selalu teriak di (Rapat) Paripurna, di rapat-rapat, ke media, kayaknya cuek-cuek saja mereka itu, tidak pernah memperhatikan rakyatnya," ungkap dia.

Pria yang juga menjabat Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Depok itu berujar, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok mestinya tidak boleh kendur dalam pengawasan kegiatan warga meskipun PSBB sudah dilonggarkan.

Selain itu, ia berharap agar Pemerintah Kota Depok segera melakukan komunikasi dengan pengelola kawasan Tanah Merah beserta pejabat setempat agar masalah itu bisa dicarikan solusinya dalam waktu yang cepat.

Baca juga: Tanah Merah Jadi Tempat Nongkrong Warga, Satpol PP Depok Akan Tutup Akses

"Harusnya dari pihak di situ, pengurus tanah, RT, RW, dan tokoh-tokoh di sana, harus diajak bicara dan persuasif dengan tim gugus untuk disepakati bahwa untuk sementara itu jangan dibuka dulu," jelas Hamzah.

"Tim Gugus Kota Depok itu harus tetap waspada seperti ketika di awal-awal, begitu gencar. Kita kan masih ada peraturan yang tidak memperbolehkan kumpul lebih dari 5 orang," imbuh dia.

Sebelumnya, Tanah Merah sempat ditutup aksesnya oleh Satpol PP Kota Depok menggunakan garis polisi untuk mencegah kerumunan.

Namun, hal itu terbukti tak efektif. Akses yang banyak menuju kawasan itu, ditambah dengan lapangan yang luas menyulitkan pengawasan, sedangkan tak ada anggota Satpol PP yang ditugaskan berjaga 24 jam di sana.

"Kami sudah segel. Kami sudah tutup dengan garis polisi, jebol," kata Kepala Satpol PP Kota Depok, Lienda Ratnanurdianny ketika dihubungi Kompas.com, Senin (22/6/2020).

"Bandel banget ketika kami lengah sedikit, kami bergeser. Kami kan enggak mungkin stay di situ terus-menerus juga," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com