Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4.000 Paket Sembako dari Pemprov Jabar Tak Tersalurkan di Depok karena Retur

Kompas.com - 29/06/2020, 17:06 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sebanyak kurang lebih 4.000 paket bantuan sosial (bansos) dari Pemprov Jawa Barat kepada warga Kota Depok tak terdistribusi.

PT Pos Indonesia selaku pihak yang diberi amanat menyalurkan bantuan mengaku bahwa 4.000 paket itu tak tersalurkan lantaran permasalahan alamat dalam data penerima bansos.

Kepala Kantor Pos Kota Depok, Diki Hendrawansah menjelaskan, sekitar 4.000 paket dari total 47.000 paket itu termasuk dalam kategori "retur".

Sebagian besar, kata dia, sudah disalurkan ke yayasan-yayasan yatim piatu, panti jompo, hingga pondok pesantren.

Baca juga: UPDATE 28 Juni: 3 Kasus Baru Covid-19 dan 1 Pasien Sembuh di Depok

"Kemarin ada yang retur karena pindah alamat, meninggal tanpa ahli waris, dan dobel bantuan," ujar Diki kepada wartawan mengenai 4.000 paket yang tak tersalurkan itu, Senin (29/6/2020).

"Data ini (penerima bantuan sosial) valid tapi saat distribusi meninggal atau pindah, itu kan bukan berarti data tidak valid, tetapi memang terjadi secara bersamaan saja," kata dia.

Sebagai informasi, 47.000 paket itu disalurkan selama 3 bulan lama, yakni sejak hari pertama penerapan PSBB di Depok pada 15 April 2020 hingga Juni lalu.

Masing-masing paket berisi sembako senilai Rp 350.000 dan uang tunai Rp 150.000.

Akibat dari insiden ini, total ada 256 tray atau nyaris setengah ton telur yang dimusnahkan oleh Kantor Pos, disaksikan oleh perwakilan Dinas Perdagangan serta Dinas Sosial Kota Depok pada Sabtu (27/6/2020) lalu.

Baca juga: Strategi Depok Lacak Kasus Covid-19 Jelang New Normal: Perbanyak Rapid Test

"Telur yang tersisa, sebagian besar atas petunjuk juga dari Pemprov dengan Dinas Sosial serta Dinas Perdagangan, kami salurkan ke yayasan yatim piatu, lanjut usia, pondok pesantren," klaim Diki.

"Yang kami musnahkan hanya 256 tray. Telur itu busuk atau tidak, kami tidak tahu. Tapi, berdasarkan perhitungan waktu sepertinya sudah tidak layak konsumsi. Jadi alangkah baiknya kami musnahkan daripada mengganggu kesehatan," imbuh dia.

Terpisah, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengungkapkan bahwa permasalahan ini seluruhnya jadi tanggung jawab Kantor Pos.

"Berkenaan dengan paket bansos Provinsi Jawa Barat yang diberitakan banyak membusuk, dengan ini disampaikan bahwa tanggung jawab distribusi bansos Provinsi Jawa Barat adalah lembaga yang secara resmi ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini Kantor Pos," jelas Idris dalam keterangan tertulis, Minggu (28/6/2020).

"Dengan demikian Kantor Pos yang bertanggungjawab terhadap pendistribusian bansos Provinsi Jawa Barat hingga ke penerima manfaat sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com