Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas PA Terima Laporan Siswa Depresi Tak Lolos PPDB Jakarta

Kompas.com - 29/06/2020, 18:09 WIB
Cynthia Lova,
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) terima laporan adanya calon siswa yang depresi akibat tidak lolos jalur zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru DKI Jakarta.

Ketua Komnas PA Arits Merdeka Sirait menjelaskan, ada empat laporan yang orangtuanya menyebut bahwa anaknya mengurung diri di kamar dan mencoba untuk bunuh diri.

Hal itu karena sang anak kecewa setelah tidak masuk ke sekolah negeri pilihannya karena faktor usia yang lebih muda dari peserta PPDB lain.

"Anaknya sudah memulai percobaan bunuh diri dengan mengurung diri di kamar. Ditawarkan sekolah swasta juga tidak mau, artinya dia sudah depresi," ujar Senin (29/6/2020).

Baca juga: Kadisdik DKI Dilaporkan ke Ombudsman karena Dianggap Malaadministrasi PPDB

Menurut Arits, kondisi tersebut dapat membahayakan psikologis dan keselamatan jiwa anak tersebut dan juga siswa lain yang juga terdampak.

Bahkan, satu anak di antaranya diklaim Arits mengalami depresi dan meninggal dunia karena tidak lolos ke sekolah menengah atas (SMA) negeri.

"Sebuah depresi kalau dibiarkan maka mengarah pada bunuh diri. Nah satu orang itu sudah meninggal dunia, karena stres tidak lulus (PPDB). Dia mau dari SMP ke SMA. dampaknya luar biasa," ungkapnya.

Baca juga: Temui Perwakilan Kemendikbud, Orangtua Siswa dan Komnas PA Desak Pembatalan PPDB Jakarta

Arits mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh Komnas PA, anak tersebut merupakan warga Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur.

Sementara itu, tiga anak lainnya yang dilaporkan mengalami depresi dikabarkan dalam kondisi yang baik.

"Dari empat laporan itu, tiga sudah dalam kondisi baik, hanya percobaan bunuh diri. Hanya satu orang (meninggal), coba dicek di Kayu Manis," pungkasnya.

UPDATE:

Sementara itu, Kapolsek Matraman Kompol Tedjo Asmoro mengatakan, hingga kini pihaknya tidak mendapat laporan seorang pelajar di Kayu Manis, Matraman meninggal akibat depresi.

Sebab, kata Tedjo, jika pelajar tersebut meninggal karena depresi, maka ada surat dari rumah sakit yang ditembuskan ke pihak kepolisian.

“Tidak ada tuh laporannya, kalau ada kan pasti lapor Puskesmas, lapor rumah rumah sakit. Karena kan harus ada surat pengantar kematian (bukti penyebab kematian akibat depresi),” kata Tedjo saat dihubungi Kompas.com.

Tedjo juga tidak menerima laporan siswa meninggal akibat depresi.

“Tidak ada laporannya (siswa meninggal karena depresi),” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com