Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Rt Covid-19 Kota Tangerang 1, Mengapa Masih PSBB?

Kompas.com - 30/06/2020, 08:31 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kota Tangerang menjadi satu dari tiga wilayah di Provinsi Banten yang harus kembali menjalani pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Perpanjangan PSBB tersebut diputuskan Gubernur Banten Wahidin Halim dengan pertimbangan agar masyarakat terbiasa dengan protokol kesehatan sehari-hari.

Namun, ada alasan lain yang melatarbelakangi Kota Tangerang harus mengikuti Surat Keputusan Gubernur Banten Nomor 443/Kep.171-Huk/2020 tentang perpanjangan tahap kelima PSBB di wilayah Kabupaten Tengerang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan itu.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, sebenarnya Kota Tangerang sudah bisa dibilang mampu mengendalikan laju penularan Covid-19 di wilayahnya.

Baca juga: Gubernur Banten Resmi Keluarkan SK Perpanjangan PSBB Kota Tangerang

Hal tersebut terlihat dari data Rt (effective reproduction number) atau angka penambahan kasus yang terjadi setelah berbagai intervensi di Kota Tangerang yang sudah di berada di angka satu.

Jika angka Rt satu, itu artinya satu orang yang positif Covid-19 berpeluang untuk menularkan virus corona SARS-CoV-2 yang menjadi penyakit itu ke satu orang lainnya. Jika angka Rt di bawah satu, misalnya katakan di angka 0,5, peluang penyakit itu menular ke orang lainnya jadi rendah. 

Arief mengirimkan data per 27 Juni atau satu hari sebelum penutupan PSBB tahap keempat di Kota Tangerang. Grafik Rt di Kota Tangerang sudah menunjukkan angka satu dengan insiden kasus rata-rata dua orang per hari.

Dia kurang sepakat jika PSBB kembali diberlakukan. Arief sempat membicarakan istilah baru agar masyarakat mulai beraktivitas dengan cara kebiasaan baru.

"Enggak diberhentikan (PSBB) sebenarnya, kita secara berproses tadinya kita usulkan Kota Tangerang itu (memiliki istilah) 'aman bersama', kan kita sudah buat aplikasi aman bersama, agar masyarakat berangsur-angsur dalam tataran new normal," kata dia, Senin.

Minta Rt di angka nol

Gubernur Banten ternyata tak puas dengan angka satu yang disebut pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada Dr BAyu Satria Wirata sebagai pencapaian wabah sudah bisa dikontrol.

"Nah, harapannya Rt itu ada di kisaran satu atau di bawah satu yang artinya wabah terkontrol," ujar Bayu saat dihubungi Kompas.com, 5 Juni 2020.

Wahidin Halim meminta agar Rt di wilayah Tangerang Raya yang saat ini melaksanakan PSBB bisa mencapai Rt di angka nol.

Baca juga: Wali Kota Tangerang Ingin Tidak Pakai Istilah PSBB

 

Arief menilai itu sulit untuk dicapai selama vaksin Covid-19 belum ditemukan.

"Pak Gubernur pengin Rt-nya nol. Ya kan enggak mungkin enggak ada (kasus Covid-19), selama vaksinnya belum ada kan enggak bisa. Tapi ya kita anggap tujuannya baik aja, masyarakat dengan adanya PSBB ini tetap disiplin dan waspada," kata dia.

Saat ini kasus Covid-19 di Kota Tangerang tercatat 467 kasus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com