TANGERANG, KOMPAS.com - Kota Tangerang menjadi satu dari tiga wilayah di Provinsi Banten yang harus kembali menjalani pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Perpanjangan PSBB tersebut diputuskan Gubernur Banten Wahidin Halim dengan pertimbangan agar masyarakat terbiasa dengan protokol kesehatan sehari-hari.
Namun, ada alasan lain yang melatarbelakangi Kota Tangerang harus mengikuti Surat Keputusan Gubernur Banten Nomor 443/Kep.171-Huk/2020 tentang perpanjangan tahap kelima PSBB di wilayah Kabupaten Tengerang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan itu.
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, sebenarnya Kota Tangerang sudah bisa dibilang mampu mengendalikan laju penularan Covid-19 di wilayahnya.
Baca juga: Gubernur Banten Resmi Keluarkan SK Perpanjangan PSBB Kota Tangerang
Hal tersebut terlihat dari data Rt (effective reproduction number) atau angka penambahan kasus yang terjadi setelah berbagai intervensi di Kota Tangerang yang sudah di berada di angka satu.
Jika angka Rt satu, itu artinya satu orang yang positif Covid-19 berpeluang untuk menularkan virus corona SARS-CoV-2 yang menjadi penyakit itu ke satu orang lainnya. Jika angka Rt di bawah satu, misalnya katakan di angka 0,5, peluang penyakit itu menular ke orang lainnya jadi rendah.
Arief mengirimkan data per 27 Juni atau satu hari sebelum penutupan PSBB tahap keempat di Kota Tangerang. Grafik Rt di Kota Tangerang sudah menunjukkan angka satu dengan insiden kasus rata-rata dua orang per hari.
Dia kurang sepakat jika PSBB kembali diberlakukan. Arief sempat membicarakan istilah baru agar masyarakat mulai beraktivitas dengan cara kebiasaan baru.
"Enggak diberhentikan (PSBB) sebenarnya, kita secara berproses tadinya kita usulkan Kota Tangerang itu (memiliki istilah) 'aman bersama', kan kita sudah buat aplikasi aman bersama, agar masyarakat berangsur-angsur dalam tataran new normal," kata dia, Senin.
Gubernur Banten ternyata tak puas dengan angka satu yang disebut pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada Dr BAyu Satria Wirata sebagai pencapaian wabah sudah bisa dikontrol.
"Nah, harapannya Rt itu ada di kisaran satu atau di bawah satu yang artinya wabah terkontrol," ujar Bayu saat dihubungi Kompas.com, 5 Juni 2020.
Wahidin Halim meminta agar Rt di wilayah Tangerang Raya yang saat ini melaksanakan PSBB bisa mencapai Rt di angka nol.
Baca juga: Wali Kota Tangerang Ingin Tidak Pakai Istilah PSBB
Arief menilai itu sulit untuk dicapai selama vaksin Covid-19 belum ditemukan.
"Pak Gubernur pengin Rt-nya nol. Ya kan enggak mungkin enggak ada (kasus Covid-19), selama vaksinnya belum ada kan enggak bisa. Tapi ya kita anggap tujuannya baik aja, masyarakat dengan adanya PSBB ini tetap disiplin dan waspada," kata dia.
Saat ini kasus Covid-19 di Kota Tangerang tercatat 467 kasus.