Sementara itu, Reni (40), orangtua murid yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMPN 50, Rawalumbu, Bekasi mengaku kecewa dengan jalur zonasi PPDB kali ini.
Reni menilai sistem penilaian zonasi berantakan. Ia mengaku lelah harus mengantre dari pagi di Kantor Disdik untuk memperbaiki titik koordinat yang salah di laman pendaftaran Disdik Bekasi.
“Saya dari pagi ini, ngantre perbaiki data. Harusnya jarak saya 983 meter ke sekolah, ini kenapa tiba-tiba di website pendaftaran malah 1,2 Kilometer, makanya tadi minta perbaiki," ucap dia.
Baca juga: PPDB DKI 2020 Jalur Bina RW, Orangtua: Tak Berguna dan Tak Efektif
Namun, perbaikan data ke Disdik tak langsung membuat anak Reni bisa diterima di sekolah tujuan.
Sebab Reni harus menunggu gelombang kedua yang dijadwalkan 15 Juni untuk bisa daftar ulang.
“Ya tidak ada solusi ke Disdik juga, minta perbaikan data tetapi saya tidak diberi tahu berapa jarak antar sekolah ke rumah saya setelah diperbaiki. Lalu, saya malah harus menunggu ke gelombang kedua, ini yang ada kuotanya malah langsung penuh duluan,” ucap dia.
Ia kini memilih pasrah apapun hasil PPDB tahap kedua nantinya. Namun, diakuinya jika mendaftar di sekolah swasta dia tidak punya biaya.
“Saya tidak ada biaya jujur saja. Saya hanya berharap anak saya diterima di sekolah tujuan,” tutur dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan