Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemesraan Gerindra dan PDI-P Gempur Hegemoni PKS di Pilkada Depok 2020

Kompas.com - 07/07/2020, 07:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Partai Gerindra dan PDI Perjuangan semakin mantap melangkah bersama menghadapi Pilkada Depok 2020 yang semakin dekat.

Gerindra, yang awalnya satu kubu dengan PKS sebagai pemenang Pilkada Depok 2015, banting setir jadi penantang pada Pilkada Depok 2020.

"Kalau Gerindra, kami sudah tidak mau kalau dengan PKS. Makanya, kami sudah tidak berkomunikasi dengan PKS," ujar Sekretaris DPC Gerindra Kota Depok Hamzah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/7/2020).

Hamzah mengungkapkan, keengganan Gerindra berkoalisi lagi dengan PKS karena hubungan yang kian renggang antara keduanya.

Baca juga: Pilkada Depok 2020, PDI-P dan Gerindra Mantap Usung Pradi-Afifah

Ia mengklaim, selama lima tahun memerintah, Gerindra kerap tidak dilibatkan dalam kerja-kerja pemerintahan dan pengambilan keputusan.

"Kan sudah pernah (koalisi dengan PKS) dan sudah pernah dikhianati. Buat apa kita, masa mau dibohongi dua kali?" ujar dia.

Kemarin, Senin (6/7/2029), elite masing-masing partai sepakat membuat pertemuan untuk menyampaikan bahwa keputusan kedua partai untuk berkoalisi sudah bulat.

"Kami di Gerindra juga tidak ada masalah. Kalau teman-teman mendengar di Gerindra ada yang tidak setuju, nanti pada saatnya juga akan ikut gerbong," ujar Nurozi, Ketua Tim Kerja Koalisi Gerindra-PDI-P, dalam kesempatan tersebut.

Mantap usung Pradi-Afifah

Jelang Pilkada Depok 2020, dua partai yang sempat jadi rival sengit pada kancah Pilpres 2014 dan 2019 itu sepakat mengusung pasangan Pradi Supriatna (Gerindra) dan Afifah Aliyah (PDI-P) sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Depok.

"Kami di PDI-P jelas. Rekomendasi (pasangan calon di Pilkada Depok 2020) sejak tingkat DPC, DPD di Bandung, sampai pleno di DPP mengusung Pradi-Afifah," kata Afifah kepada wartawan, Senin.

"Jadi, tidak ada keraguan yang perlu ditanyakan lagi. Tegas," ujar dia.

Baca juga: Pilkada Depok 2020, Tim Gerindra dan PDI-P Yakin Pasangan Pradi-Afifah Tak Akan Berubah

Sebagai informasi, Pradi Supriatna merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok.

Ia menang ketika berpasangan dengan Mohammad Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS pada Pilkada Depok 2015.

Namun, dalam perkembangannya, hubungan antara Idris dan Pradi yang merenggang berimbas pula pada hubungan antara Gerindra-PKS di pemerintahan.

Nurozi mengungkapkan, ada sejumlah hal yang membuat kedua partai ini yakin dengan Pradi-Afifah sebagai usungan mereka.

Hal paling utama, lanjut dia, pasangan ini diprediksi dapat mengakomodasi semua segmen pemilih di Depok yang mereka incar dalam Pilkada 2020.

"Pradi menurut saya segmennya (pemilih) tradisional dan muda. Kemudian Afifah ini (segmen) perempuan, jelas," kata Nurozi.

"Yang tidak diketahui adalah Afifah ini teknokrat. Kami tidak mau menjadikan kota ini kota slogan, misalnya religius atau bebas macet. Dengan Bu Afifah, slogan ini harus kejadian," ujar dia.

Di samping itu, Nurozi mengungkapkan bahwa latar belakang Afifah sebagai pebisnis pun dianggap bakal memuluskan langkah kedua partai dalam Pilkada Depok 2020 serta dalam pemerintahan kelak.

Baca juga: Alasan Gerindra-PDI-P Usung Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020

Sementara itu, Pradi yang diklaim tumbuh di kalangan ulama tradisional dianggap mampu menggaet segmen pemilih "agamis".

"Kami juga ingin meyakinkan masyarakat kita bukan seperti yang diisukan sekarang, yaitu nasionalis belaka, tapi kami nasionalis-religius," klaim Nurozi.

"Takutnya, di sana (kubu petahana, PKS) ambil isu agamis sama nasionalis. Kami tidak mau dibenturkan itu. Keyakinan kami, Bu Afifah bisa melengkapi segmen Pak Pradi," jelas dia.

Curi start

Gerindra dan PDI-P boleh dibilang selangkah lebih maju ketimbang partai-partai lain di Kota Belimbing yang hingga hari ini belum mengumumkan calon usungan di Pilkada Depok 2020.

Hal itu pun diakui Nurozi sebagai strategi untuk memenangkan kontestasi 5 tahunan ini. Kedua partai berniat colong start ketimbang kontestan lain.

"Kami tidak mau buang-buang waktu yang kami punya. Selagi yang lain masih sibuk cari kendaraan, masih sibuk cari sopirnya, keneknya. Kami sudah siap masuk tol," jelas Nurozi.

"Kami berani nanti turunkan poster dan baliho Pradi-Afifah. Ibarat orang mau nikah, tinggal panggil KUA dan dapat surat nikah, tapi sudah dapat lamaran," tambah dia.

Jelang Pilkada Depok 2020, sejauh ini ada kekuatan partai politik terbagi menjadi 3 poros.

Poros petahana dimotori PKS dengan 12 kursi di parlemen, yang telah berkuasa 3 periode dan kini tampak menjajal peluang koalisi dengan Golkar yang punya 5 kursi.

PKS masih dalam proses menggodok 3 kadernya untuk menentukan salah satu yang bakal diusung di Pilkada Depok 2020.

Belum lagi, Mohammad Idris selaku wali kota petahana dari kalangan nonpartai, sejauh ini belum diusung partai mana pun.

Kedekatan Idris dengan PKS sudah jadi rahasia umum dan tak menutup kemungkinan ia diusung lagi untuk periode kedua kekuasaannya.

Di sisi lain, Golkar sejauh ini mengusulkan nama Farabi El Fouz dan mengincar setidaknya kursi wakil wali kota, namun masih menunggu sikap PKS sebagai pemegang keputusan.

Sementara itu, poros penantang dinakhodai PDI-P dan Gerindra.

Dengan bekal masing-masing 10 kursi di DPRD Kota Depok, poros ini diyakini cukup kuat buat menggempur hegemoni PKS di Depok yang telah bertahan hampir 15 tahun.

Partai-partai lain dengan perolehan kursi di bawah 5, yakni Demokrat, PKB, PAN, dan PPP menjadi kuda hitam dengan membentuk Koalisi Tertata.

PKB mulai didekati oleh poros Gerindra-PDI-P, sedangkan Demokrat sedang coba digandeng oleh Golkar.

Nurozi berujar, langkah-langkah guna mempromosikan nama Pradi-Afifah bakal segera dilakukan sebagai upaya mencuri start.

Selagi menunggu keputusan final tertulis dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, deklarasi-deklarasi di level akar rumput bakal digencarkan.

Poros Gerindra-PDI-P disebut masih membuka pintu bagi partai-partai lain untuk bergabung dalam gerbong mereka untuk menambah kekuatan.

"Kami menyiapkan sosialisasi pasangan Pradi-Afifah. Nanti relawan masing-masing calon menentukan langkah awal termasuk sosialisasi, branding, pekerjaan-pekerjaan di awal sebelum sampai tahap pemilu di September nanti," ungkap Nurozi.

"Deklarasi kami mulai dari komponen kecil dulu, untuk memperkuat di bawah. Puncaknya nanti kalau sudah ada surat keputusan (ketua umum partai). Juli ini mudah-mudahan rekomendasi dari kedua belah pihak (Gerindra dan PDI-P) sudah selesai," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com