BOGOR, KOMPAS.com - Manik Marganamahendra bercerita tentang perjuangannya membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi.
Manik, begitu ia disapa, tergugah hatinya ketika melihat perekonomian Indonesia terpuruk akibat wabah Covid-19 hingga berimbas kepada masyarakat kecil prasejahtera.
Mahasiswa jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) angkatan 2015 ini bergabung sebagai relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bogor.
Manik kemudian membentuk gerakan "Bantu 1.000 Makanan Gratis".
Lewat gerakan itu, ia mengajak para dermawan untuk menyisihkan sedikit rezekinya, membantu para sopir angkot yang penghasilannya terkena dampak akibat Covid-19.
Baca juga: Kepedulian Ibu-ibu PKK Jakbar, Bagikan Makanan untuk Tenaga Medis di RSUD dan Puskesmas
"Wabah Covid yang melanda sangat berdampak, khususnya bagi masyarkat prasejahtera dan masyarakat berpenghasilan harian. Ikhtiar ini dilakukan agar masyarakat terdampak, khususnya supir angkot, bisa terpenuhi kebutuhan pangannya," ungkap Manik, saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (7/7/2020).
Kepedulian sosial lainnya yang dilakukan Manik adalah membantu para tenaga medis di rumah sakit.
Dengan penggalangan melalui program "Foodtruck", para pejuang medis itu mendapat bantuan makanan gratis.
Manik mengatakan, tak banyak yang bisa dilakukannya untuk membantu sesama. Hanya dengan kemampuan yang dimilikinya, ia berharap bisa meringankan beban bagi mereka yang terdampak.
"Covid ini memukul kita semua. Sudah saatnya kita saling bantu," tuturnya.
Baca juga: Cerita Henry, Pria Berhazmat Sindir Warga Tak Peduli Corona: Kami Prihatin
Manik menceritakan, sebelum terjun ke dalam kegiatan sosial, ia aktif menjadi aktivis kampus.
Tahun 2019, tercacat ia menduduki posisi sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI.
Posisinya sebagai Ketua BEM ketika itu membuatnya sempat viral saat memimpin teman-teman kampusnya melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di depan gedung DPR RI.
Di tahun itu, ia bersama ribuan mahasiswa lainnya dari berbagai kampus melakukan unjuk rasa menolak RUU KUHP. Isu lain yang digaungkan oleh Manik dan kawan-kawan adalah menolak pengesahan revisi UU KPK.
Manik kemudian berani melayangkan pernyataan mosi tidak percaya dihadapan anggota DPR, saat melakukan audiensi. Ia juga menyebut DPR sebagai "Dewan Pengkhianat Rakyat".
Baca juga: Menkominfo Berharap Aplikasi Peduli Lindungi Bantu Putus Rantai Penularan Covid-19
Sikap percaya diri yang ditunjukkan Manik di hadapan anggota DPR itu kemudian viral dan membuatnya menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, terutama anak-anak muda yang mendadak mengagumi keberanian laki-laki ini.
Manik menuturkan, saat ini tengah fokus menjalani perkuliahannya yang tengah memasuki masa akhir studinya.
Selama menempuh pendidikan tinggi di UI, sambung Manik, ia menerima bantuan beasiswa dari program coorporate social responsibility (CSR) PT Insight Investments Management (Insight) melalui Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM).
Dia menyatakan bahwa beasiswa tersebut sangat membantu mendorong studinya selama kuliah.
Ia menuturkan, menerima beasiswa tersebut sejak tahun 2016 ketika dirinya masih duduk di semester kedua.
Namun, kesibukan dalam berorganisasi sekaligus menjabat sebagai Ketua BEM UI tahun 2019, membuat Manik harus menunda kelulusannya selama setahun.
Saat ini, Manik mengaku sedang sibuk menyusun skripsi untuk menuntaskan masa kuliahnya.
"Beasiswa yang saya dapat kan paling lama empat tahun. Karena kegiatan saya yang sangat padat waktu itu, sehingga menunda kelulusan selama setahun. Sekarang saya fokus nyusun skripsi," kata alumni SMA Negeri 1 Kota Bogor ini.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Insight Investments Management, Anak Agung Gede Wisnu Wardhana mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) dan Yayasan Karya Salemba Empat (YKSE) untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa perguruan tinggi sejak tahun 2014.
Selama empat tahun, kata Wisnu, PT Insight melalui YIIM telah memberikan beasiswa kepada 456 mahasiswa serta melalui YKSE memberikan beasiswa kepada 107 mahaiswa.
"Mahasiswa yang medapat beasiswa melalui kedua yayasan tersebut seluruhnya berasal dari 33 perguruan tinggi," pungkas Wisnu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.