"Saya ke sini (Jakarta) tujuannya mau minjam uang sama bapak saya. Mau pinjam uang Rp 10 juta. Terus bapak saya bilang, kalau kamu mau duit ya kerja, saya kerja. Enggak biasa kerja berat disuruh gergajiin palet kayu buat landasan semen di pelabuhan," kata Mono.
Baca juga: 52 Penjahit di Jakpus Produksi Masker Kain untuk Program Pemprov DKI
Setelah keluar dari pekerjaan lama, Mono mendapat pekerjaan baru sebagai loper baju atau tukang antar baju di kawasan Jakarta.
Namun, Mono mengalami nasib sial. Ia tertipu oleh konsumennya, di saat bersamaan tempat dia bekerja juga bangkrut.
"Saya tadinya loper jual beli baju yang kemudian bangkrut. Di sana saya antar baju ke toko-toko, tapi saya ketipu orang sampai 200 lusin," kata Mono.
Mono tidak berputus asa, ia pergi ke tempat pamannya yang berada di kawasan Pademangan.
Dari sinilah Mono memberanikan diri memulai usaha jahit sebagai tukang jahit keliling dengan sepeda.
Akhirnya, Mono mulai berkeliling dengan sepeda di dalam kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa sejak 2007 lalu. Target pasar Mono adalah para nelayan yang bersandar di pelabuhan.
"Iya dulu tahun 2007 masuk ke pelabuhan, mulai permak 2007, keliling dalam pelabuhan," kata Mono sembari menyeruput kopi.
Nelayan yang hendak melaut atau hanya bersandar sudah paham dan tahu keterampilan Mono dalam menjahit.
Selain itu, faktor yang membuat banyaknya pelanggan salah satunya adalah harga yang terjangkau.
Mono tidak mematok harga tinggi kepada para nelayan. Ia berkeliling di pelabuhan dari siang hingga sore, sementara malam harinya mangkal di sekitaran Jalan Krapu.
Periode 2007-2014 dalam satu hari Mono bisa mengumpulkan uang rata-rata Rp 200.000-Rp 500.000.
"Dulu masih kencang-kencangnya nyari duit, Rp 300.000 sampai Rp 200.000 paling kecil. Hitungan jam doang 2 sampai 3 jam kekantongan uang segitu. Itu tahun 2007 sampai 2014 tujuh tahun masih enteng. Saya sehari Rp 500.000 pernah, Rp 700.000 pernah," kata Mono mengingat kala itu.
Bahkan dalam satu bulan, Mono pernah mengantongi keuntungan lebih dari Rp 4 juta.
Sejak sore hingga malam mono tidak berkeliking untuk menjahit. Ia menetap di satu tempat, lokasi awalnya di jembatan dekat pompa air.