Tingginya lonjakan kasus baru positif Covid-19, kata Anies, menjadi peringatan bagi warga Jakarta untuk disiplin pada masa PSBB transisi.
"Ini adalah satu peringatan bagi kita semua bahwa kita harus lebih waspada, lebih disiplin. Karena itu, saya secara khusus menyampaikan ini kepada seluruh masyarakat Jakarta, jangan anggap enteng, jangan anggap ringan, jangan merasa kita sudah terbebas dari wabah Covid-19," ucapnya.
Baca juga: Anies: 66 Persen Kasus Baru Jakarta adalah OTG
Anies berujar, jika kasus Covid-19 di Jakarta terus melonjak, Pemprov DKI bisa menghapus segala pelonggaran yang dilakukan selama masa transisi.
"Saya ingatkan pada semua, jangan sampai situasi ini jalan terus sehingga kami harus menarik rem darurat atau emergency brake," tutur Anies.
"Bila itu terjadi, maka kita semua harus kembali dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti. Kita semua akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus," sambung dia.
Presiden Joko Widodo pun menyoroti lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir.
Jokowi mengatakan, lonjakan ini bisa dilihat dari positivity rate atau perbandingan antara jumlah tes dengan orang yang dinyatakan positif.
"Kondisi di Jakarta, laporan terakhir yang saya terima, angka positive rate-nya melonjak dari 4 persen sampai 5 persen sekarang sudah 10,5 persen," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta.
Baca juga: Jokowi Soroti Melonjaknya Kasus Covid-19 di DKI Jakarta
Jokowi meminta jajarannya betul-betul menjadikan kondisi di Jakarta sebagai perhatian.
Selain di Jakarta, sejumlah provinsi lain yang juga disorot Jokowi adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.
Jokowi ingin tes dan pelacakan dilakukan intensif di wilayah-wilayah tersebut.
"Untuk tes harus ditingkatkan jumlah PCR test dengan menambah jumlah laboratorium di daerah plus mobil lab PCR. Kita harapkan nantinya target yang kita harapkan target yang saya sampaikan bisa tercapai, yaitu 30.000 (tes per hari)," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Jimmy Ramadhan Azhari, Rindi Nuris Velarosdela, Ihsanuddin, Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.