JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan, kasus Covid-19 di Jakarta hingga kini belum terkendali.
Sejumlah pelonggaran yang diberlakukan pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi menyebabkan risiko penularan Covid-19 makin meningkat.
"Di Indonesia, khususnya di Jakarta, angka-angka epidemiologi (Covid-19) ini memang belum terkendali, jadi masih sangat fluktuatif dan masih sangat riskan," ujar Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).
"Yang menyebabkan ini lebih berisiko lagi karena pemerintah menerjemahkan PSBB itu dalam bentuk PSBB transisi," lanjut dia.
Baca juga: 3 Kali Catatkan Kasus Tertinggi Covid-19 dalam Sepekan, Ada Apa dengan Jakarta?
Hermawan menjelaskan, hingga saat ini, tingkat kesadaran dan kedisiplinan masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan guna mencegah Covid-19 masih rendah.
Rendahnya kedisiplinan warga dan adanya sejumlah pelonggaran pada masa transisi berpotensi terus meningkatkan kasus Covid-19 di Ibu Kota.
Karena itu, tingginya laporan kasus baru positif Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir sudah dapat diprediksi.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta, Epidemiolog: Kepatuhan Protokol Kesehatan Rendah
Bahkan, menurut Hermawan, kasus Covid-19 di Jakarta masih akan terus meningkat, mengingat banyaknya pelonggaran yang diberlakukan saat ini.
"Hari ini dan hari-hari ke depan, kita masih akan melihat laju (infeksi Covid-19) yang masih terus meninggi," ucapnya.
Hermawan menyatakan, kurva kasus Covid-19 di Indonesia, termasuk Jakarta, hingga kini masih terus menanjak.
Baca juga: 3 Kali Lonjakan Tertinggi dalam Sepekan, Ini Klaster Persebaran Covid-19 di Jakarta
Karena itu, dia menilai, pemerintah seharusnya tidak gegabah dalam membuat kebijakan, termasuk melonggarkan PSBB.
Pemerintah seharusnya hanya membuka sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar ekonomi dan pekerja informal, tanpa melonggarkan aturan PSBB.
"Memang faktanya di Indonesia ini dalam bentuk kurva epidemiologi atau kurva normal, kita itu masih ada di lembah yang menanjak, kita masih jauh dari puncak pandemi itu," tutur Hermawan.
Baca juga: Anies Peringatkan Warga Jakarta soal Lonjakan Kasus Covid-19
Provinsi DKI Jakarta diketahui tiga kali mencatatkan penambahan kasus tertinggi Covid-19 dalam sepekan terakhir.
Penambahan kasus tertinggi terjadi pada Rabu (8/7/2020) dengan 344 kasus, Sabtu (11/7/2020) dengan 359 kasus, dan Minggu (12/7/2020) dengan 404 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.