JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menilai, lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta disebabkan sejumlah pelonggaran pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Salah satunya adalah car free day (CFD) yang kembali digelar setiap Minggu sejak 21 Juni dan kemudian diubah menjadi kawasan khusus pesepeda.
"Kita melihat bagaimana car free day diterjemahkan dengan kerumunan juga, ada saja yang tidak disiplin, ribuan orang terbagi di banyak titik, ini yang kami sayangkan dari segi kesehatan masyarakat," ujar Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).
Baca juga: 3 Kali Catatkan Kasus Tertinggi Covid-19 dalam Sepekan, Ada Apa dengan Jakarta?
Selain itu, Hermawan menilai, lonjakan kasus di Jakarta juga disebabkan berbagai aktivitas yang tampak kembali normal pada masa transisi.
"Kejadian (lonjakan kasus) ini boleh jadi karena car free day dua minggu yang lalu. Belum lagi aktivitas di pasar, mal, transportasi, keramaian yang lain," kata Hermawan.
"Kejadian di Jakarta yang masih fluktuatif belakangan ini tidak terlepas dari longgarnya situasi semenjak PSBB transisi sejak 5 Juni," tambahnya.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta, Epidemiolog: Kepatuhan Protokol Kesehatan Rendah
Menurut Hermawan, Pemprov DKI Jakarta seharusnya tidak melonggarkan PSBB menjadi PSBB transisi dan membuka sejumlah sektor yang sebelumnya dilarang beroperasi.
Sebab, hingga kini, penyebaran SARS-CoV-2 di Jakarta belum terkendali akibat tidak disiplinnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Pelonggaran PSBB hanya akan meningkatkan risiko penyebaran Covid-19.
"Yang seharusnya dilenturkan itu yang berkaitan dengan kebutuhan dasar ekonomi, aktivitas kerja, pekerja informal, dan yang menggerakkan sektor riil. Kalau aktivitas pariwisata juga dibuka, ini tentu saja kami menyayangkan," ucap Hermawan.
Baca juga: Ahli: Kasus Covid-19 di Jakarta Belum Terkendali dan Masih Akan Terus Meningkat
Provinsi DKI Jakarta diketahui tiga kali mencatatkan penambahan kasus tertinggi Covid-19 dalam sepekan terakhir.
Penambahan kasus tertinggi terjadi pada Rabu (8/7/2020) dengan 344 kasus, Sabtu (11/7/2020) dengan 359 kasus, dan Minggu (12/7/2020) dengan 404 kasus.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui adanya lonjakan kasus di Ibu Kota.
Hal itu terlihat dari positivity rate kasus Covid-19 yang naik dua kali lipat.
Baca juga: Catat Lonjakan Kasus Tertinggi, Positivity Rate Covid-19 di Jakarta Naik Jadi 10 Persen
Positivity rate adalah perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.
"Hari ini angka positivity rate itu menjadi 10,5 persen, melonjak dua kali lipat," kata Anies dalam video yang diunggah di YouTube Pemprov DKI Jakarta, kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.