JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, penambahan kasus Covid-19 yang terjadi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi berasal dari beberapa tempat.
Ia mengatakan, ada beberapa lokasi yang menjadi tempat penularan antara lain rumah sakit (RS), komunitas seperti pasar, pekerja migran, dan perkantoran.
"Ada di RS, di komunitas, di pasar, kemudian kami juga ketitipan datanya PMI, pekerja migran Indonesia, meskipun berasal dari provinsi, tetapi karena itu masuk di DKI sementara karena masuk di DKI, tetap kami masukkan dalam daftar DKI," kata Widyastuti di Balai Kota, Senin (13/7/2020).
"Kemudian ada juga dalam porsi yang lebih kecil lagi. Ada beberapa perkantoran, lembaga di tingkat nasional maupun lokal yang juga ditemukan positif," lanjut dia.
Baca juga: Ahli Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta Akibat Pelonggaran PSBB, Termasuk CFD
Klaster terbesar adalah pasien rumah sakit yaitu sebesar 45,26 persen. Kedua adalah pasien di komunitas (pasar, tempat keramaian 38 persen), pekerja migran Indonesia 5,8 persen, dan sisanya dari perkantoran.
"Itu lebih banyak di komunitas karena lebih banyak yang ditemukan di active case finding daripada pasive case finding," kata dia.
"Kami fokuskan kepada tadi, di tempat-tempat yang laju incident rate-nya tinggi. Ada klaster baru. Jadi, kombinasi antara active case finding dan kontak tracing," tambah dia.
Pada hari Minggu kemarin, Provinsi Jakarta kembali mencatatkan angka tertinggi penambahan pasien Covid-19 dengan jumlah 404 kasus baru.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui bahwa sedang terjadi lonjakan kasus positif Covid-19.
Anies meyebutkan positivity rate dari tes PCR yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta saat ini mencapai 10,5 persen.
“Hari ini angka positivity rate itu menjadi 10,5 persen, melonjak dua kali lipat,” kata Anies dalam video yang diunggah di Youtube Pemprov DKI Jakarta, kemarin.
Anies menyampaikan, sebelumnya positivity rate Jakarta biasanya berada di bawah angka 5 persen. Ia kemudian menjabarkan satu-per satu data yang dihimpun Pemprov DKI sejak tanggal 4 Juni 2020.
“Tanggal 4-10 Juni di Jakarta kita melakukan 21.197 orang di tes dan positivity rate 4,4 persen. Lalu tanggal 11-17 Juni 27.091 orang dites, tingkat positivity rate 3,1,” ucap Anies.
Kemudian di tanggal 8 -24 Juni ada 29.873 orang yang dites, positivity rate sedikit meningkat di angka 3,7 persen.
Peningkatan kembali terjadi di tanggal 25 Juni-1 Juli. Ada 31.085 orang yang dites PCR, positivity rate 3,9 persen.
Peningkatan terus teradi di tanggal 2-8 Juli di mana ada 34.007 yang di tes PCR, positivity rate mencapai 4,8 persen.
Puncak kenaikan terjadi kemarin, dengan catatan 10,5 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.