Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS dan Pasar Jadi Lokasi Penularan Covid-19 Tertinggi di Jakarta

Kompas.com - 13/07/2020, 19:43 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, penambahan kasus Covid-19 yang terjadi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi berasal dari beberapa tempat.

Ia mengatakan, ada beberapa lokasi yang menjadi tempat penularan antara lain rumah sakit (RS), komunitas seperti pasar, pekerja migran, dan perkantoran.

"Ada di RS, di komunitas, di pasar, kemudian kami juga ketitipan datanya PMI, pekerja migran Indonesia, meskipun berasal dari provinsi, tetapi karena itu masuk di DKI sementara karena masuk di DKI, tetap kami masukkan dalam daftar DKI," kata Widyastuti di Balai Kota, Senin (13/7/2020).

"Kemudian ada juga dalam porsi yang lebih kecil lagi. Ada beberapa perkantoran, lembaga di tingkat nasional maupun lokal yang juga ditemukan positif," lanjut dia.

Baca juga: Ahli Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta Akibat Pelonggaran PSBB, Termasuk CFD

Klaster terbesar adalah pasien rumah sakit yaitu sebesar 45,26 persen. Kedua adalah pasien di komunitas (pasar, tempat keramaian 38 persen), pekerja migran Indonesia 5,8 persen, dan sisanya dari perkantoran.

"Itu lebih banyak di komunitas karena lebih banyak yang ditemukan di active case finding daripada pasive case finding," kata dia.

"Kami fokuskan kepada tadi, di tempat-tempat yang laju incident rate-nya tinggi. Ada klaster baru. Jadi, kombinasi antara active case finding dan kontak tracing," tambah dia.

Pada hari Minggu kemarin, Provinsi Jakarta kembali mencatatkan angka tertinggi penambahan pasien Covid-19 dengan jumlah 404 kasus baru.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui bahwa sedang terjadi lonjakan kasus positif Covid-19.

Anies meyebutkan positivity rate dari tes PCR yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta saat ini mencapai 10,5 persen.

“Hari ini angka positivity rate itu menjadi 10,5 persen, melonjak dua kali lipat,” kata Anies dalam video yang diunggah di Youtube Pemprov DKI Jakarta, kemarin.

Anies menyampaikan, sebelumnya positivity rate Jakarta biasanya berada di bawah angka 5 persen. Ia kemudian menjabarkan satu-per satu data yang dihimpun Pemprov DKI sejak tanggal 4 Juni 2020.

“Tanggal 4-10 Juni di Jakarta kita melakukan 21.197 orang di tes dan positivity rate 4,4 persen. Lalu tanggal 11-17 Juni 27.091 orang dites, tingkat positivity rate 3,1,” ucap Anies.

Kemudian di tanggal 8 -24 Juni ada 29.873 orang yang dites, positivity rate sedikit meningkat di angka 3,7 persen.

Peningkatan kembali terjadi di tanggal 25 Juni-1 Juli. Ada 31.085 orang yang dites PCR, positivity rate 3,9 persen.

Peningkatan terus teradi di tanggal 2-8 Juli di mana ada 34.007 yang di tes PCR, positivity rate mencapai 4,8 persen.

Puncak kenaikan terjadi kemarin, dengan catatan 10,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com